Mencapai Kesejahteraan Psikologis melalui Pengelolan Uang Secara Tepat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: suaracom

Kepuasan hidup dan kebahagiaan merupakan konsep psikologi yang banyak diteliti oleh para ahli untuk menggambarkan kondisi manusia dalam mencapai kualitas hidup yang diinginkan. Indonesia    merupakan salah satu negara dengan kondisi kepuasan hidup yang tinggi, meskipun indeks kebahagiaan ini cenderung menurun terus menerus dari 2015 hingga 2018. Hal ini ditunjukkan melalui ranking indeks kebahagiaan dan kepuasan hidup pada tahun 2015, Indonesia masuk dalam   peringkat 74, pada tahun 2016 peringkat Indonesia menurun menjadi peringkat 79, hingga pada  tahun 2018 peringkat Indonesia semakin menurun dan mendapat peringkat 96 dari 193 negara di dunia.

Hasil survei kebahagiaan global World Happiness  Report tahun 2018 menunjukkan kondisi   ekonomi   global suatu negara menentukan indeks kebahagiaan. Hal ini ditunjukkan  dengan  adanya  perbedaan nilai   kebahagiaan   masyarakat dalam suatu negara yang memiliki kondisi ekonomi baik dan negara  yang  memiliki  kondisi  ekonomi  buruk. Kondisi  keuangan  yang  dipersepsikan  positif, baik secara individu maupun secara kontekstual     berdasarkan     negara     maupun daerah    akan    berkaitan    dengan    tingginya kebahagiaan masyarakat.  Clarket (2017) menyatakan  determinan  besar  dalam menentukan  kepuasan  hidup  orang Indonesia adalah   pendapatannya dibandingkan   dengan determinan   lain   seperti   kesehatan   mental, pekerjaan,   kondisi   kesehatan   fisik   ataupun status  terkait  pasangan.  Penelitian  lain  juga menunjukkan   bahwa   semakin   baik   kondisi pendapatan  seseorang  dari  waktu  ke  waktu, maka tingkat  kepuasan  hidupnya  juga  semakin tinggi.

Pada dasarnya uang merupakan sumberdaya  yang  bersifat  terbatas  sehingga  perilaku pemanfaatannya juga sangat bervariasi. Keputusan   seseorang   untuk   membelanjakan uangnya   untuk   membeli   sesuatu   dan   tidak menggunakannya   untuk   hal   lainnya   sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Kondisi   keuangan,   termasuk tabungan   dan kebiasaan dalam memperlakukan uang memliki beberapa  paradoks  (Maison,  2019).  Ada  orang yang  merasa  kaya  ketika  memiliki  pendapatan besar  meskipun  tidak  memiliki  tabungan.  Ada juga orang  yang  merasa  kaya  ketika memiliki banyak  asset meskipun  juga  memiliki  banyak hutang.  Demikian  pula  dengan  kondisi tabungan dan  kebiasaan  dalam  berperilaku  terkait  uang. Berbagai  persepsi  dalam  memaknai  uang  ini juga   membuat    perilaku    penggunaan    uang menjadi beragam.

Maison   (2019) menyatakan bahwa   terdapat empat jenis   gaya   menggunakan   uang   yaitu thrifty     spending,     belt     tightening,     happy spending, dan spendthrift.   Pembagian   gaya penggunaan    uang    ini    berdasarkan    pada klasifikasi     faktor     perilaku     (spontan     atau terkontrol)  serta faktor  emosional  (emosi  positif atau    negatif). Happy Spending (senang berbelanja)   adalah   gaya   penggunaan   uang yang ditandai dengan kecenderungan menghabiskan  uang  dengan  mudah  dan  pada saat   yang   sama,   individu   akan   merasakan emosi positif. Individu tersebut dapat menikmati uang yang dihabiskan pada produk yang sudah dibeli,  meskipun  barang-barang  tersebut  tidak benar-benar    diperlukan    atau    bahkan    tidak masuk akal, namun hal tersebut dapat memberi kesenangan yang maksimal. Spendthrift(berbelanja secara sia-sia) merupakan  gaya  yang  hampir  sama dengan happy  spending,  tetapi  berbeda  pada aspek emosionalnya.

Perilaku penggunaan   gaya   ini   lebih   sering   disertai dengan   emosi   negatif. Orang dengan gaya penggunaan   uang spendthriftmenunjukkan kurangnya kontrol atas keuangan, mengeluarkan uang    di luar kemampuan mereka, serta ketidakmampuan untuk menunjukkan pengekangan dan    menunda pembelian  sampai  benar-benar  mampu.  Tightening  the  belt(gaya  mengencangkan  ikat pinggang) merupakan perilaku berhemat namun  disertai  dengan  emosi  negatif. Orang  dengan  gaya  penggunanan  uang ini membatasi pengeluaran karena subjek merasa memiliki uang terlalu  sedikit,  miskin, serta  tidak  mampu  meraih  kesenangan.

Pada situasi ini, setiap pengeluaran    terhubung dengan  rasa  bersalah,  perasaan  rendah  diri, rasa  tidak adil dan terluka sehingga membuat semua pembelian terasa tidak menyenangkan. Thrifty spending(belanja hemat) gaya ini terkait dengan kontrol yang efektif atas perilaku penggunaan  uang. Bagi orang  yang  berhemat, tidak menghabiskan uang   adalah hal yang membuat mereka   memiliki emosi positif. Hal ini menjadi    pembedadengan mereka yang memiliki  gaya  mengencangkan  ikat  pinggang. Orang-orang  dengan  preferensi  gaya  ini  tidak menghabiskan uang yang   mereka miliki karena mereka memiliki kontrol diri   tingkat   tinggi terhadap    keinginan    mereka,  tidak mudah menyerah dengan  hasrat  berbelanja,  mampu menunda  kepuasan  dari  aktivitas  berbelanja, serta mampu menempatkan   proritas   belanja sesuai   dengan   kepentingan. Orang dengan gaya hemat ini seringkali membatasi pengeluaran   mereka   saat   ini agar mampu menggunakan uangnya untuk sesuatu yang lebih penting di masa depan, yang mana dapat memberi mereka lebih banyak kesenangan dan kepuasan.

Hasil dari penelitian Adiati (2021) ini menggambarkan bahwa gaya menggunakan uang yang    dimiliki seseorang menentukan kepuasan hidupnya secara umum. Gaya penggunaan uang secara hemat dan  berhati-hati  juga  memiliki pengaruh  yang signifikan terhadap   kepuasan hidup dibandingkan gaya pengunaan uang yang dilakukan tanpa pertimbangan rasional. Hal ini ditunjukkan bahwa semakin besar dorongan untuk  menggunakan uang secara  berhati-hati (baik itu dilakukan dengan emosi positif maupun  dengan  emosi  negatif), maka seseorang akan lebih puas dalam  hidup. Oleh  karena  itu,  dapat  dikatakan  bahwa semakin besar kontrol seseorang atas keinginannya,   maka   aspek   kepuasan   hidup akan mudah tercapai.

Penulis: Rosatyani Puspita Adiati

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini: http://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jikk/article/view/32067/21085

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp