Departemen Neurologi FK UNAIR, Divisi Unggulan dan Rencana Besarnya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
The 17th Continuing Neurological Education (CNE) Surabaya. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Departemen Neurologi merupakan salah satu Departemen di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR). Saat ini Neurologi berperan dalam Pendidikan S1 dan Pendidikan Spesialis 1 serta Pendidikan Fellowship Neurointervensi. Beberapa divisi yang berada dalam naungannya yakni Cerebrovascular, Neuro-imaging & Neuro-intervensi, Epilepsi, Nyeri & Nyeri Kepala, Saraf Anak, Sleep, Neuro-behavior & Neuro-geriatri, Saraf Tepi, Movement Disorder, Neuro-otologi & Neuro-ophtalmologi, Neuro Epidemiologi serta Neuro-emergency Traumatologi & Neuro-Intensive care.

Di Indonesia, angka kematian akibat stroke merupakan yang tertinggi. Neurologi merupakan garda depan penanganan stroke. Karenanya, Divisi Neuro-intervensi yang berfokus pada penanganan stroke akut menjadi Divisi unggulan Departemen Neurologi.

“Neurointervensi adalah divisi unggulan di bidang neurologi dalam penanganan stroke akut, berupa tindakan kateterisasi otak untuk pasien sroke,” terang Dr. Muhammad Hamdan, dr. Sp.S(K) Selaku Ketua Departemen Neurologi.

Kini, Departemen Neurologi yang meliputi semua penyakit sistem saraf pusat dan dan saraf tepi juga mendidik Neurologist untuk berbagai pelatihan setelah pendidikan spesialis seperti EEG, EMG dan Fellowship. Guna menunjang kegiatan pembelajarannya, terdapat beberapa fasilitas unggulan yakni pain intervention, elektromiografi, intra operative monitoring dan polisomnografi,

Terkait kegiatan tahunan, Departemen Neurologi berfokus pada acara ilmiah yang bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) cabang Surabaya yaitu Continuing Neurological Association (CNE) Neurologi dan Surabaya Academy Interventional Neurovascular and Stroke (SAINS). Kegiatan tersebut digelar dengan mendatangkan pembicara internasional serta pesertanya adalah seluruh Indonesia baik alumni maupun non alumni.

Menurut penuturan dr. Hamdan, lulusan Neurologi UNAIR telah berkarya di berbagai bidang. Beberapa telah menjadi direktur maupun wakil direktur di banyak Rumah Sakit (RS), bekerja juga sebagai Dosen dan aktif di beberapa organisasi bidang kesehatan sebagai ketuanya. Serta ada pula yang menjadi Dokter Kepresidenan.

Melihat tahun kedepanya, dr. Hamdan juga menerangkan terkait tantangan terbesar yang dihadapi Departemen yakni bagaimana mengimplementasikan perawatan dan pelayanan neurologi sesuai guideline serta standar internasional. Menurutnya banyak terapi yang secara evidence based sudah banyak di lakukan di luar negeri namun belum dapat dilakukan di Indonesia karena keterbatasan biaya.

Neurological disease is treatable. Namun treatment itu membutuhkan biaya tinggi,” terangnya.

Departemen neurologi sendiri juga memiliki rencana sekaligus harapan besarnya yakni mengembangkan RS pusat otak yang bekerjasama dengan RS Universitas Airlangga.

“Kerjasama ini sudah dirintis dengan RS Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono Jakarta. Harapannya, Jawa Timur yakni Surabaya menjadi pusat rujukan kasus Neurologi Indonesia,” tuturnya.

Penulis : Rista Novianti

Editor  : Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp