UNAIR NEWS – Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) merupakan salah satu departemen di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) yang membawahi Program Studi (prodi) Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Dr. Ratna Dwi Wulandari S.KM., M.Kes., selaku ketua departemen mengungkapkan bahwa networking atau jejaring yang kuat menjadi keunggulan utama pada Departemen AKK tersebut. Dengan jejaring yang luas, lanjutnya, maka dapat membantu perkembangan departemen ke depannya.
“Jejaring ini terbentuk baik dengan alumni maupun dengan institusi mitra. Alumni dan mitra tersebut sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan departemen, baik kurikuler maupun non kurikuler,” ungkapnya pada Senin (25/01/21).
Menurut dosen yang akrab disapa Ratna tersebut, departemen AKK memiliki keunggulan lain seperti track record para pengajar yang memiliki kompetensi unggul dibidangnya. Tidak hanya itu, banyak staf departemen AKK yang mendapat posisi strategis di institusi swasta maupun organisasi kedinasan lain seperti menjadi dewan pengawas rumah sakit, konsultan dinas kesehatan dan lain-lain.
“Perkembangan situasi kesehatan masyarakat yang dinamis, yang seringkali disertai dengan perubahan kebijakan kesehatan, menjadikan bidang kajian AKK sangat dibutuhkan di lapangan,” tambahnya.
Departemen AKK, sambung Ratna, juga turut aktif dalam mengembangkan ilmu dan menyebarluaskan pengetahuan kepada masyarakat melalui penerbitan Jurnal Administrasi Kebijakan Indonesia (JAKI) yang telah terakreditasi Science and Technology Index (SINTA) peringkat dua.
Lebih lanjut, Ratna mengatakan pada prodi Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan memiliki program tahunan berupa International Conference bernama ICOHAP. Selain itu, dosen departemen AKK cukup aktif dalam menjalankan penelitian maupun pengabdian masyarakat yang dibuktikan dengan banyaknya Research Group (RG).
“Beberapa research group yang diketuai oleh dosen departemen AKK adalah Geliat Airlangga for Healthy Mother and Child, The Airlangga Centre for Health Policy (ACeHAP), Keselamatan Pasien, Integrated Disaster Risk Reduction, dan Jaminan Sosial,” jelasnya.
Banyak alumni Departemen AKK yang telah memiliki jabatan pada berbagai institusi kesehatan di Indonesia. Salah satunya yakni Dr. dr. H. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS, M. Kes., yang pernah menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Umum dr. Soetomo Surabaya dan Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu-Anak Kementerian Kesehatan.
“Contoh alumni lainnya adalah dr. Herlin Ferliana, M.Kes., yang menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,” cerita Ratna.
Pada akhir, Ratna menyatakan terdapat beberapa tantangan yang dihadapi departemen ke depan yakni terkait pengelolaan pendidikan S2 AKK dimana departemen harus terus berbenah agar tidak kalah dengan institusi pendidikan sejenis.
Tantangan lain yang juga harus dihadapi oleh departemen yaitu terkait perubahan kurikulum, ketersediaan sumber daya manusia dan dukungan departemen kepada universitas untuk menjadi World Class University. (*)
Penulis: Dita Aulia Rahma
Editor: Khefti Al Mawalia