Resesi gingiva merupakan kondisi yang ditandai dengan berkurangnya ketinggian gingiva (gusi) sehingga gigi terlihat memanjang. Problem yang sering muncul dan dikeluhkan pasien dengan resesi gingiva adalah masalah estetis. Kondisi ini akan sangat mengganggu jika gingiva yang mengalami resesi terjadi pada gigi depan atas. Hal ini karena ketika seseorang berbicara atau tertawa maka gigi-gigi depan atas akan terlihat, terutama jika seseorang tersebut mempunyai susunan gigi yang protrusi (tongos). Selain estetis, problem lain yang kemungkinan timbul akibat resesi gingiva adalah dentin hipersensitif. Dentin hipersensitif ditandai dengan rasa ngilu pada gigi yang mengalami resesi gingiva, terutama jika gigi tersebut terkena minuman dingin, bahkan tanpa minum dingin rasa ngilu pada beberapa kasus resesi gingiva juga ditemukan. Rasa ngilu ini timbul karena permukaan akar yang semula pada kondisi normal tertutup gingiva, akibat adanya resesi pada gingiva maka permukaan akar menjadi terbuka. Padahal pada permukaan akar terdapat tubulus dentin yang berupa pori-pori mikro yang didalamnya berisi serabut saraf. Karena terbukanya permukaan akar, maka saraf dalam tubulus dentin mudah terkena rangsangan dari luar. Problem lain yang dapat terjadi akibat resei gingiva adalah mudah terjadi karies maupun abrasi pada area permukaan akar di sekitar gingiva yang mengalami resesi.
Resesi gingiva dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain akibat kesalahan menyikat gigi, akibat penumpukan karang gigi, maupun pengaruh dari bertambahnya usia. Kesalahan menyikat gigi sering menjadi penyebab resesi gingiva, terutama bila ditunjang dengan bulu sikat yang kaku dan digerakkan dengan keras. Cara menyikat gigi yang benar adalah searah dengan sumbu gigi, bukan dalam arah horisontal. Cara menyikat gigi dalam arah horizontal akan mengakibatkan iritasi pada tepi gingiva yang berbatasan dengan gigi, sehingga mengakibatkan pengurangan ketinggian letak tepi gingiva. Penyebab lain resesi gingiva adalah penumpukkan karang gigi pada permukaan gigi yang berbatasan dengan gingiva. Penumpukkan karang gigi ini mengakibatkan keradangan pada tepi gingiva, sehingga dapat menyebabkan perlekatan tepi gingiva ke permukaan gigi mengalami kerusakan. Kerusakan perlekatan gingiva ke permukaan gigi ini akan menyebabkan pengurangan ketinggian tepi gingiva. Penyebab yang lain timbulnya resesi gingiva dapat terjadi akibat bertambahnya usia. Hasil penelitian deskriptif menunjukkan bahwa hampir 50% individu dengan usia di atas 60 tahun mengalami resesi gingiva.
Resesi gingiva dapat dibagi dalam 4 klasifikasi. Klasifikasi 1 dan 2 ditandai dengan adanya resesi gingiva namun belum terbentuk celah diantara 2 gigi, sedangkan klasifikasi 3 dan 4 ditandai adanya resesi gingiva yang disertai terbentuknya celah diantara 2 gigi. Pada klasifikasi 3 dan 4 ini sering pula seseorang dengan resesi gingiva mengeluh mudah terselip makanan saat makan. Selain itu, keluhan estetik mejadi semakin tampak karena kondisi resesi disertai dengan celah-celah diantara 2 gigi.
Perawatan pasien dengan kondisi resesi gingiva dapat dikelompokkan kedalam 2 metode, yaitu secara bedah dan non-bedah. Metode bedah untuk memperbaiki kondisi gingiva yang mengalami resesi cenderung dilakukan pada resesi gingiva klasifikasi 1 dan 2. Sedangkan untuk klasifikasi 3 dan 4, metode bedah seringkali memberikan hasil yang kurang memuaskan. Pada beberapa kasus menunjukkan kekambuhan, resesi gingiva timbul kembali dalam kurun waktu kurang dari 6 bulan, bahkan ketidak-berhasilan. Oleh karena itu, timbul pemikiran untuk mencari solusi memperbaiki gingiva yang mengalami resesi klasifikasi 3 dan 4 yang mudah dan praktis.
Saat ini ada metode penanganan resesi gingiva klasifikasi 3 dan 4 dengan tanpa pembedahan, yaitu dengan cara memberi gingiva tiruan (gingival mask) pada area yang mengalami resesi gingiva. Secara prinsip, metode ini mirip dengan pembuatan gigi tiruan pada area yang tidak bergigi. Gingiva tiruan ini juga ditempelkan pada area gingiva yang mengalami resesi, perlekatan gingiva tiruan ini mengandalkan celah-celah yang timbul diantara gigi-gigi.
Gingiva tiruan terbuat dari bahan plastis yang sewarna dengan gingiva. Adanya bahan plastis membuat permukaan gingiva tiruan bisa beradaptasi dengan baik pada permukaan gingiva yang resesi, serta dapat mengikuti lekuk gingiva yang normal. Bahan gingiva tiruan yang sewarna dengan gingiva, sangat menunjang faktor estetik, sehinga pemakai gingiva tiruan cenderung tidak tampak adanya masalah pada gingiva, sehingga hal ini dapat menjadi solusi terhadap masalah estetik yang timbul. Selain itu, dengan adanya gingiva tiruan yang dipasang pada permukaan gingiva yang mengalami resesi akan menutupi permukaan akar gigi yang terbuka, hal ini juga bermanfaat mengurangi keluhan ngilu yang ditimbulkan saat ada rangsangan dingin pada permukaan gigi dengan resesi gingiva. Secara umum gingiva tiruan merupakan solusi praktis dalam penanganan resesi gingiva. Gingiva tiruan dapat beradaptasi dengan baik pada permukaan gigi, juga memberi warna yang mirip gingiva normal. Keluhan estetik maupun dentin hipersensitif akibat resesi gingiva dapat teratasi dengan baik.
Penulis: Agung Krismariono
Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada: Treatment of Gingival Recession using Gingival Mask https://aip.scitation.org/doi/abs/10.1063/5.0034977