Perubahan Suhu Permukaan Tanah di Pulau New Britain

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi perubahan suhu. (Sumber Radar Bromo)

Papua Nugini (PNG) merupakan negara dengan banyak hutan hujan tropis, yang banyak terdapat di pulau New Britain. PNG rentan terhadap berbagai bencana alam, seperti angin topan, banjir, dan kekeringan. Beberapa di antaranya diperkirakan akan meningkat dalam frekuensi, besaran, dan intensitas karena perubahan iklim. Indikator yang digunakan untuk memprediksi perubahan iklim adalah suhu permukaan tanah.

Menurut hasil penelitian yang lain suhu permukaan tanah yang tinggi telah ditemukan di Provinsi Morobe Pulau Papua Nugini. Peneliti lain menyatakan bahwa suhu permukaan tanah di pulau Papua Nugini pada tahun 2007 lebih stabil dibandingkan di Indonesia dan Thailand, sedangkan di Australia mengalami perubahan suhu permukaan tanah dalam waktu yang singkat. Salah satu penyebab perubahan suhu permukaan tanah yang signifikan adalah cepatnya transformasi tata guna lahan dan pola tutupan lahan sebagai akibat dari pertumbuhan kota yang pesat.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dari NASA pada website MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer). Penelitian ini difokuskan pada suhu permukaan tanah pulau New Britain dari tahun 2000 hingga 2019.

Suhu permukaan tanah merupakan variabel yang dapat mengindikasikan perubahan iklim karena dapat mempengaruhi ekosistem bumi seperti gletser, lapisan es, dan vegetasi. Perubahan iklim adalah perubahan pola iklim dalam jangka waktu yang lama dan mungkin disebabkan oleh kombinasi penyebab alami dan manusia. Perubahan suhu permukaan tanah terjadi secara perlahan dalam kurun waktu tertentu karena banyak aspek yang juga mengubah kondisi lingkungan atau ekosistem. Variasi suhu diamati di sembilan sub-wilayah di Pulau New Britain selama periode 2000 hingga 2019, untuk mengetahui perubahan suhu di setiap sub-wilayah. Pengamatan Suhu Permukaan Tanah dilakukan setiap 8 hari selama periode 2000 hingga 2019 melalui satelit MODIS Terra. Penelitian ini berkaitan dengan suhu permukaan tanah menggunakan analisis data korelasi spasial dan temporal. Pola musiman suhu di suhu permukaan tanah dianalisis menggunakan cubic spline.

Suhu permukaan tanah meningkat dari tahun 2000 hingga 2019 dan satu wilayah di New Britain Island mengalami perubahan LST dengan nilai Z 7,97. Perubahan suhu permukaan tanah tertinggi ada di sub-wilayah 9 dengan nilai rerata kenaikan/dekade 0,56 ℃ dan p-value 0,003, sedangkan perubahan suhu permukaan tanah terendah ada pada sub-wilayah 2 dengan nilai rerata kenaikan/dekade 0,118 ℃ dan p-value 0,433. Sub-wilayah 9 terletak di sebelah barat Provinsi New Britain. Perubahan suhu permukaan tanah menjadi lebih hangat terkait dengan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca dan deforestasi. Hal ini terlihat dari perencanaan pembangunan jalan yang terjadi di timur dan barat New Britain yang menyebabkan hutan dataran rendah dalam keadaan kritis.

Peningkatan suhu permukaan tanah di pulau tersebut dapat menjadi indikator perubahan iklim karena merupakan bagian dari perubahan cuaca yang sering terjadi. Perubahan suhu permukaan tanah dipengaruhi oleh urbanisasi, penggunaan lahan dan perubahan tutupan lahan (seperti degradasi hutan dan deforestasi). Pulau New Britain memiliki jumlah hutan hujan yang cukup besar tetapi memiliki deforestasi dan penebangan dalam proporsi tertinggi dari tahun 2002 hingga 2014. Lokasi deforestasi lebih banyak terletak di dekat sub-wilayah 5 dan 7.

Semakin banyaknya aktivitas manusia tanpa menjaga lingkungan dapat menyebabkan pemanasan global, terutama karena berkurangnya hutan hujan atau ruang terbuka hijau. Pemanasan global dapat terjadi di pulau New Britain karena suhu permukaan tanah meningkat. Selain itu, kenaikan suhu permukaan tanah dapat digunakan sebagai indikator pemanasan pulau (heat island). Heat island dapat berdampak pada gelombang panas yang mempengaruhi kualitas hidup dan lingkungan. Suhu permukaan tanah merupakan salah satu variabel iklim yang dapat menjadi indikator terjadinya bencana kekeringan, sehingga kekeringan dapat diketahui dari kondisi geografisnya.

Dalam studi lain terkait kekeringan di Papua New Guinea dengan melihat pada suhu permukaan tanah dan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), diketahui juga terdapat zona risiko khususnya di provinsi Wester Highlands. Berdasarkan studi tersebut, suhu permukaan tanah mengindikasikan kekeringan dari tingkat radiasi. Ketika radiasi tinggi, ada sedikit kandungan air di permukaan tanah. Kekeringan terjadi karena suhu yang terlalu panas sehingga menyebabkan air di dalam tanah menguap. Kekeringan dapat menyebabkan kelaparan dan kematian karena air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Jika kemarau terjadi, masyarakat tidak memiliki persediaan pangan yang cukup karena pertanian mengalami gagal panen.

Pulau New Britain memiliki banyak hutan hujan tropis, tetapi juga mengalami banyak penebangan dan penggundulan hutan. Masalah ini berdampak pada perubahan iklim yang dapat membuat bencana alam seperti kekeringan. New Britain Island terdiri dari satu wilayah dengan sembilan sub-wilayah untuk pengamatan suhu permukaan tanah. Pada 8 dari 9 sub-region, suhu permukaan tanah meningkat. Perubahan suhu permukaan tanah tertinggi terjadi di sub-region 9 dengan rata-rata 0,56℃.

Penulis: Tofan Agung Eka Prasetya

Artikel lengkapnya dapat diakses melalui link jurnal berikut ini:

http://jurnal.lapan.go.id/index.php/ijreses/article/view/3342

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).