Penyampaian Klarifikasi yang Mudah Dipahami Jadi Tantangan Sendiri dalam Cegah Hoax

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Hoax menjadi permasalahan yang sering terjadi. Dalam sekali unggah, berita hoax bisa menyebar dengan cepat. Ketika pandemi seperti ini hoax yang membahas persoalan kesehatan kian menyebar di kalangan masyarakat. Salah satu hoax yang sempat terjadi adalah perihal thermo gun yang diindikasi dapat menyebabkan kerusakan otak.


Menanggapi hal tersebut Program Studi Magister Media dan Komunikasi Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan forum diskusi yang bertajuk Hoax Diantara Kita pada Rabu (2/9/2020). Forum diskusi tersebut dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom.


dr. Niken Sasadhara yang merupakan dokter Rumah Sakit UNAIR mengatakan bahwa hoax itu selalu ada di mana saja. “Sebenarnya kita di mana, apapun medianya hoax itu selalu terselip atau mungkin ada beberapa kepentingan yang sengaja menciptakan itu,” ujar mahasiswi magister media komunikasi UNAIR tersebut.


Sebelum terjadi pandemi, imbuh dr Niken, hoax sudah muncul dulu, terlebih hoax yang membahas tentang kesehatan. Masyarakat yang baik haruslah memilah terlebih dahulu berita yang kita dapat. “Jadi selain mengkonfirmasi, sebenarnya kita jangan sampai kalah dengan arus hoax,” ucapnya.


Profesinya sebagai dokter membuat Niken merasa bahwa membantu masyarakat untuk membasmi hoax, terutama di bidang kesehatan merupakan tanggung jawabnya. “Jika saya sebagai dokter kemudian teman-teman lain sebagai tenaga kesehatan berusaha untuk mengonfirmasi kemudian meluruskan,” paparnya.


Namun ada tantangan dalam membasmi hoax yang beredar di masyarakat, yaitu cara menyampaikan klarifikasi atas berita hoax itu sendiri. Semua berita hoax menurut dr. Niken apabila telah beredar di masyarakat tidak bisa ditarik kembali.


“Mengkonfirmasi berita hoax itu jauh lebih sulit jika dibandingkan dengan membuat berita hoax baru,” ujarnya.
Membasmi berita hoax di bidang kesehatan harus dipaparkan pula mengenai bukti-bukti ilmiah yang dapat menguatkannya dengan penyampaian yang mudah dipahami oleh masyarakat. “Cara kita menyampaikan ke orang yang latar belakangnya berbeda itu pasti sulit. Walaupun yang kita sampaikan itu tujuannya sama untuk mengonfirmasi berita hoax,” jelasnya.


Selain penyampaian yang harus mudah dipahami, pengemasan penyampaian klarifikasi harus lebih menarik jika dibandingkan dengan berita hoax yang beredar. “Pengemasan inilah yang harus cantik agar informasi yang disampaikan bisa dipahami oleh masyarakat,” ujarnya.


Hal yang tak kalah penting dalam membasmi berita hoax adalah kontribusi dari stakeholder yang ada. “Kita butuh stakeholder lain untuk menyampaikan berita yang benar atau sebuah klarifikasi mengenai hoax. Kita harus membasmi hoax ini bersama-sama” tutupnya.


Penulis: Icha Nur Imami Puspita
Editor: Feri Fenoria Rifai

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).