Kontributor UNAIR NEWS Berbagi Pengalaman di Pelatihan Jurnalistik BEM Vokasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (UNAIR) sukses laksanakan pelatihan jurnalistik kepada mahasiswa. Acara yang bertajuk Vocational of Journalism Education and Training (V-Jet) dilaksanakan pada Sabtu (22/8/2020).

Rifqi Abiyyu selaku Ketua BEM FV juga turut hadir pada kesempatan kali ini. Ia tak lupa menyampaikan harapan atas diselenggarakannya acara ini. ”Semoga V-Jet kali ini dapat menambah ilmu untuk teman–teman semua baik peserta maupun panitia,” ucapnya.

Pelatihan yang dihadiri seluruh perwakilan himpunan mahasiswa FV itu menghadirkan Asthesia Dhea Cantika. Mahasiswi yang kerap disapa Dhea merupakan kontributor UNAIR NEWS yang saat ini tengah menempuh pendidikan di Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR.

“Jurnalis itu merupakan seseorang yang menyebarkan informasi kepada masyarakat secara luas, tepat, dan akurat,” ujarnya.

Wawancara merupakan hal terpenting dalam jurnalistik. Tentu banyak orang yang bisa dijadikan narasumber atas naskah yang akan dibuat. Mulai teman sebaya, dosen, hingga profesor bisa menjadi narasumber yang harus kita wawancarai.

“Wawancara itu bagian terpenting. Kita (Jurnalis, Red) tidak mungkin bisa membuat berita jika tidak melakukan wawancara,” ungkap Dhea.

Wawancara yang bisa dilakukan ada dua, yaitu secara tatap muka atau daring. “Jika wawancara tatap muka, bisa bertemu langsung. Biasanya sering dilakukan sebelum pandemi terjadi. Tapi, karena ada pandemi lebih sering daring,” ujarnya.

Cukup lama terjun di dunia jurnalistik, Dhea turut menceritakan pengalamannya melakukan wawancara secara daring dengan narasumber saat pandemi seperti ini. “Susahnya via daring ini kita harus bisa menyesuaikan waktu yang dimiliki narasumber. Selain itu, kita harus lebih interaktif lagi. Rasanya beda jika wawancara tatap muka dan daring, lebih enak tatap muka,” katanya.

Wawancara secara daring memiliki beberapa tata cara yang sedikit berbeda dari wawancara tatap muka. Wawancara secara daring bisa dilakukan menggunakan aplikasi chat atau melalui telepon. “Sebisa mungkin jika narasumbernya merupakan dosen, profesor atau orang penting dilakukan menggunakan telepon. Tapi, jika narasumber meminta wawancara secara chat ya tidak masalah,” tuturnya.

Dhea juga memaparkan jika sebelum melakukan wawancara secara daring, ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat janji terlebih dahulu dengan narasumber.

“Pastikan kita sudah janjian dengan narasumber. Biasanya saya janjian dengan narasumber minimal H-1 jika narasumbernya teman sebaya. Jika dengan dosen, profesor atau orang penting biasanya H-3 atau H-7 sebelum wawancara dilakukan,” ujarnya.

Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar juga menjadi hal lain yang harus diperhatikan. “Gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jangan terlalu kaku jika melakukan wawancara tetapi tetap sopan,” ucapnya.

Hal yang tak kalah penting adalah hindari mencatat saat melakukan wawancara.“Jangan banyak mencatat, sebisa mungkin ketika wawancara tidak perlu dicatat tapi direkam saja. Hal itu mencegah hal penting yang akan terlewat jika kita fokus untuk mencatat,” tutup Dhea. (*)

Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).