Intensitas Kecanduan Smartphone di Kalangan Remaja

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Liputan6.com

Intensitas penggunaan smartphone yang tinggi di kalangan remaja berkaitan erat dengan kecanduan smartphone. Fitur media sosial pada smartphone menjadi salah satu faktor yang memperburuk kecanduan smartphone di kalangan remaja. Akibat dari penggunaan smartphone yang berlebihan di kalangan remaja tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan fisik, tetapi juga psikologis. Dampak dari penggunaan media sosial yang berlebihan pada remaja di antaranya yaitu ketakutan akan tertinggal momen berharga bersama teman ketika mereka tidak hadir secara digital atau Fear of Missing Out (FoMO) dan perasaan kecanduan akibat sensasi sentuhan dalam menggunakan smartphone atau Need for Touch (NFT). Kondisi ini diperparah dengan sulitnya mengendalikan antusiasme remaja terhadap smartphone dan fitur-fitur yang menarik bagi mereka.

Data Digital Yearbook Report pada tahun 2019 menunjukkan jumlah pengguna media sosial di Indonesia terus meningkat, mencapai rata-rata 15% per tahun. Hampir 150 juta dari 268,3 juta orang Indonesia adalah pengguna media sosial aktif. Rata-rata setiap orang memiliki 11,2 akun. Intensitas rata-rata waktu harian yang dihabiskan untuk menggunakan media sosial melalui smartphone di Indonesia adalah 3 jam 26 menit. Angka ini lebih tinggi dari angka global, yaitu hanya 2 jam 16 menit. Hasil penelitian yang melibatkan 314 responden di Surabaya, terdiri dari remaja berusia 15-18 tahun menunjukkan tingginya intensitas penggunaan smarphone memiliki korelasi atau hubungan terhadap tingkat kecanduan media sosial, ketakutan akan ketertinggalan atau FoMO, dan meningkatnya kebutuhan akan sentuhan atau NFT. 

Kecanduan smartphone terkait dengan penggunaan media sosial. Penggunaan layanan pesan singkat, messenger, dan media sosial lainnya adalah prediktor utama kecanduan smartphone. Kecanduan media sosial merupakan perilaku kompulsif terhadap penggunaan media sosial yang berdampak pada kehidupan penggunanya. Individu sebagai pengguna cenderung mengalami kesulitan mengendalikan penggunaan media sosial dan merasa tidak nyaman ketika mereka tidak dapat menggunakan media sosial. Selain media sosial, fitur smartphone yang menyebabkan intensitas penggunaanya tinggi adalah layanan SMS, music, podcast, radio, video, dan TV online.

Intensitas penggunaan smartphone berhubungan dengan adanya rasa takut akan ketertinggalan atau FoMO. Hal ini disebabkan karena penggunaan yang berlebihan dapat membentuk kebiasaan. Sehingga individu yang terbiasa menggunakan smartphone dengan intensitas tinggi akan merasa takut tertinggal informasi jika meninggalkan atau tidak memeriksa smartphone beserta fitur yang sering digunakannya. Adanya fitur layar sentuh pada smartphone juga menimbulkan kenikmatan yang berasal dari sensasi sentuhan saat menggunakan ponsel atau dikenal dengan Need for Touch. Individu dapat mengendalikan ponselnya untuk mengurangi perasaan tidak nyaman selama kontak sosial. Fitur layar sentuh memungkinkan tugas sentuh diselesaikan dengan jari. Sentuhan otomatis ini dapat memberikan kepuasan instan bagi pengguna smartphone dan berpotensi menyebabkan peningkatan intensitas penggunaan ponsel.

Menyentuh layar saat menggunakan smartphone dapat menjadi sumber kepuasan bagi kebutuhan sentuhan seseorang. Seseorang yang suka menyentuh smartphone akan cenderung terlibat dalam pembelian impulsif saat berbelanja online karena beberapa orang lebih suka mendapatkan informasi melalui indera sentuhan. Inilah yang membuat seseorang lebih suka berbelanja online melalui smartphone. Akhirnya, intensitas penggunaan smartphone juga semakin tinggi. Intensitas penggunaan smartphone yang tinggi di kalangan remaja dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan fisik dan psikologis, seperti gangguan tidur, depresi, kecemasan, kesepian, perilaku berbahaya, dan bahkan hipertensi. Remaja dengan kecanduan smartphone memiliki otak yang tumpul, tidak dapat menyadari apa yang nyata dari apa yang tidak nyata, dan juga lebih kecil kemungkinannya untuk mencapai nilai tinggi di sekolah.

Kesadaran remaja terhadap dampak negatif dari penggunaan smartphone yang berlebihan dapat mengontrol dan meminimalkan penggunaan smartphone dan media sosial sehingga menimbulkan tingkat kecanduan yang rendah. Selain itu bimbingan dan arahan baik dari orang tua maupun guru ketika di sekolah sangat penting dalam mengontrol penggunaan ponsel pada remaja. Manajemen waktu yang baik dan mengontrol kebutuhan penggunaan smartphone pada remaja dapat mengurangi dampak negatif dari kecanduan smartphone.

Penulis: Eka Mishbahatul Mar’ah Has., S.Kep., Ns., M.Kep.
Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat pada tulisan kami di:  International Journal of Psychosocial Rehabilitation 24(9), pp. 856-862 https://www.psychosocial.com/article/PR290105/22792/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).