Karakterisasi Sperma Ikan Wader Pari

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Morfologi spermatozoa ikan wader pari (Rasbora argyrotaenia); a: kepala, b: bagian tengah, c. ekor. (Dok. Pribadi)

Ikan wader pari (nama umum: silver rasbora; nama ilmiah: Rasbora argyrotaenia) yang dapat ditemukan di sungai dan perairan sawah merupakan ikan air tawar yang bersifat bento-pelagis. Ikan wader pari dapat ditemukan di wilayah Asia termasuk lembah sungai Mekong, Chao Phraya, dan Mae Khlong; Semenanjung Melayu sampai Borneo; Jawad an Sumatra di Indonesia. Sebagai spesies yang baru didomestikasi informasi mengenai biologi dan teknik budidaya ikan ini sangat jarang.

Morfologi, morfometrik, dan karakteristik lainnya pada sperma ikan wader pari merupakan informasi biologi yang perlu diketahui karena sangat penting untuk menentukan filogeni dan aplikasi praktis seperti konservasi sperma melalui kriopreservasi dan kontrol reproduksi. Studi ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai morfologi, morfometrik, dan beberapa parameter kualitatif sperma ikan wader pari.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2018 bertempat di Laboratorium PSDKU UNAIR di Banyuwangi. Sebanyak 10 ekor ikan jantan matang gonad berbobot 4,11 ± 0,31 g dan panjang 7,78 ± 0,2 cm didatangkan dari UPT Pengembangan Budidaya Air Tawar Umbulan, Pasuruan. Ikan tersebut dipelihara beberapa minggu untuk kemudian spermanya dikoleksi untuk diamati.

Berdasarkan hasil observasi, morfologi sperma ikan wader pari terdiri dari kepala berbentuk oval, bagian tengah berbentuk silindris, dan ekor tipis yang memanjang (Gambar 1.). Karakteristik morfometrik spermatozoa ikan wader pari antara lain adalah diameter panjang kepala 1,64 ± 0,25 mm (dengan kisaran 1,23 -1,90 mm) dan panjang ekor 30,57 ± 2,87 mm (dengan kisaran 28,00 – 33.90 mm).

Beberapa parameter kualitatif yang teramati adalah konsistensi sperma yang kental, berwarna putih susu, dan berbau amis. Informasi ini dapat menjadi pembanding untuk menentukan morfologi sperma ikan wader pari yang abnormal. Panjang kepala dan ekor spermatozoa berkaitan erat dengan motilitas sperma. (*)

Penulis: Darmawan Setia Budi

Informasi lebih lengkap dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012076/meta

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).