Hidrogen Peroksida Tingkatkan Potensial Redox Tanah untuk Produksi Udang Vanname

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi udang vaname. (Sumber: Dictio.ID)

Usaha budidaya udang vanname merupakan salah satu komoditas yang paling di minati di Indonesia, dengan nilai produksi yang mencapai 640 ribu ton pada tahun 2013 dengan peningkatan 13.9% per tahun, dengan nilai produksi yang sangat tinggi tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara produsen utama udang di negara Asean. Oleh sebab itu budidaya udang merupakan salah satu potensi mata pencaharian yang memiliki peluang yang baik.

Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang memiliki potensi lahan budidaya yang tinggi, baik secara intensif, semi intensif atau traditional. Saat ini banyak dibudidayakan tambak udang vanname dengan sistem intensif, semi intensif maupun tradisional. Salah satu wilayah di Banyuwangi yang sebagian besar terdiri dari tambak traditional di wilayah Wringin Putih, Kecamatan Muncar.

Desa Wringin Putih terletak di Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan data geografis desa tersebut, luas lahan tambak di desa tersebut kurang lebih seluas 70.000 ha dan sebanyak 40% dari lahan tersebut merupakan tambak traditional. Akan tetapi produksi untuk tambak traditional masih banyak mengalami hambatan sehingga produksinya semakin rendah.

Salah satu penyebab turunnya produksi udang pada tambak tradisional adalah kurangnya persiapan yang baik pada saat persiapan lahan budidaya sehingga menyebabkan tidak sempurnanya proses kimia dan biologi tanah. Rendahnya produksi pakan alami pada ekosistem tersebut dan rendahnya kualitas air budidaya selama kegiatan menyebabkan rendahnya laju pertumbuhan udang. Salah satu penyebab dari turunnya kualitas tanah adalah disebabkan karena rendanya nilai potensial redox.

Potensial redoks (Eh) merupakan indeks yang menyatakan kuantitas elektron dalam suatu sistem. Oksidasi-reduksi merupakan reaksi pemindahan elektron dari donor elektron kepada aseptor elektron. Donor elektron akan teroksidasi karena pelepasan elektron, sedangkan aseptor elektron akan terduksi karena penambahan elektron. Proses ini berlangsung secara simultan, sehingga sering disebut sebagai reaksi redoks.

Potenisial redoks juga dipengaruhi oleh aktivitas mikro organisme, dimana aktivitas mikro organisme tidak hanya mempengaruhi proses transformasi senyawa-senyawa organik dan anorganik, tetapi juga mempengaruhi kemasaman dan potensial redoks tanah.

Nilai redoks potensial sebagai analisa untuk menyatakan kesuburan kimia tanah yang nanti akan dihubungkan dengan nilai pH. Perubahan sifat-sifat kimia yang dimaksud antara lain terjadinya perubahan potensial redoks dan keasamana tanah yang merupakan dua faktor utama yang saling berkaitan dalam mempengaruhi kelarutan dan ketersediaan hara serta transformasinya dalam tanah yang mempengaruhi kesuburan tanah.

Hal-hal yang bersifat analisa data ilmiah seperti ini sangat diperlukan untuk diedukasikan kepada petambak traditional di desa Wringin Putih Muncar Banyuwangi. Analisa terhadap bagaimana efek dari perbedaan nilai redok potensial pada tanah persiapan melalui analisa nilai redoks potensial tanah dengan teknik penanggulangan pada tanah yang redoks potensialnya kurang dari 200, karena nilai redok potensial mempengaruhi kesiapan tanah sebagai media air budidaya yang berefek pada kualitas airnya. Salah satu bahan kimia yang dapat membantu meningkatkan nilai potensial redoks adalah Hidrogen Peroksida.

Hidrogen peroksida merupakan larutan yang tidak berwarna, larut dalam air dan memiliki bobot molekul 34,01. Bersifat antimikroba karena memililiki spektrum yang luas terhadap mikroorganisme termasuk bakteri, khapang, kamir, virus dan mikroba pembentuk spora. Hidrogen peroksida lebih efektif melawan bakteri anaerob karena bakteri tersebut tidak memproduksi enzim katalase yang mampu menghancurkan peroksida (Filho and Ulrich, 2002).

Hidrogen peroksida juga mempunyai kelebihan yaitu sifatnya yang ramah lingkungan karena penguraianya hanya menghasilkan air dan oksigen, sehingga seringkali hidrogen peroksida sering digunakan sebagai bahan kimia oksidator kuat dalam mendegradasi bahan organikyang bersifat anareob dan mengurangi pathogenitas mikroorganisme (Pedersen, 2009).

Hasil pengamatan terhadap produksi udang vanname pada lahan dengan persiapan tanah di tambak Wringin Anom memberikan hasil yang positif, dimana hasil produksi udang jumlah jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan hasil produksi periode sebelumnya. Peningkantanya mencapai 50% lebih baik jika dilakukan dengan persiapan dengan memperhatikan nilai potensial redoks di atas 200.

Berdasarkan data panen pada akhir periode budidaya diperoleh hasil panen yang lebih tinggi sebesar lebih dari 50% dibandingkan periode sebelum kegiatan pembelajaran pada program pengmas ini dilaksanakan. Hal ini menyimpulkan bahwa teknologi persiapan lahan beserta perbaikan lahan dengan menggunakan analisa teknis dari data ORP sangat memberikan kontribusi yang positif bagi produktivitas kegiatan budidaya. Persiapan lahan dengan menggunakan teknologi tepat guna dengan berdasarkan data akan mempengaruhi kelancaran proses budidaya udang kedepannya. (*)

Penulis : Daruti Dinda Nindarwi

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link jurnal berikut ini,

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012014

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).