UNAIR NEWS – Sebagai Poros Maritim Dunia, Indonesia terus berupaya meningkatkan komoditas ekspor perairan, salah satunya udang vaname. Namun, seiring dengan peningkatan permintaan pasar global, penyakit seperti virus menjadi kendala terhadap budidaya udang vaname.
Dari hal tersebut, Putu Angga Wiradana, S.Si., M.Si. mengangkat judul “Analisis Efektivitas Crude Protein Zoothamnium penaei Sebagai Bahan Pengembangan Imunostimulan Pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang Diinfeksi White Spot Syndrome Virus” dalam penelitian tesisnya, yang sekaligus mengantarkannya menjadi wisudawan terbaik S2 periode Maret 2020 dengan IPK 3,98.
Angga menjelaskan WSSV atau white spot syndrome virus adalah virus yang memberikan kerugian besar dan menyebabkan tingkat kematian massal udang vaname dalam kurun waktu singkat. “Bahan antibiotik dan residu kimia lainnya yang sudah banyak digunakan oleh pembudidaya dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan tidak bersifat eco-friendly,” ujarnya. Sehingga dalam penelitian ini, sambungnya, ia berusaha mencari bahan alami yang disebut imunostimulan.
Berkaca dari beberapa penelitian sebelumnya, hal itu memberikan ide baru untuk mengembangkan bahan imunostimulan pada infeksi WSSV dan setelah diuji hasilnya pun baik dan berpotensi untuk dikembangkan dalam skala lapang.
Disela-sela penelitian yang memakan waktu cukup lama sekitar empat bulan, Angga tetap melatih softskill dengan mengikuti workshop, seminar dan juga berwirausaha. “Usaha saya adalah berupa kopi khas pulau Bali yang saya jual keliling Surabaya,” tandasnya.
“Atas Restu Tuhan Yang Maha Esa, dalam dua tahun terakhir saya sudah berhasil mempublikasikan sebanyak delapan artikel ilmiah nasional/internasional dan Proceeding, serta terdapat beberapa artikel yang masih dalam proses submit,” tuturnya.
Kedepannya Angga berniat untuk mengembangkan usaha budidaya akuakultur di daerah asalnya, yaitu Bali. Selain itu, tambahnya, ia juga ingin melanjutkan kembali kuliahnya ke program Doktoral/S3.
“Negara kita memerlukan pemuda yang berani keluar dari zona nyaman untuk meraih cita-cita. Kecewa itu wajar, setelah itu harus terus bangkit kembali. Belajar, berusaha dan selalu berdoa,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Suryadiningrat
Editor: Khefti Al Mawalia