Penurunan Kadar CD4 Pengaruhi Sistem Daya Tahan Tubuh Penderita Infeksi HIV

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi HIV (Human Imunodefisiensi Virus) yang ditandai adanya penurununan sistem daya tahan tubuh secara progresif berakibat terjadinya infeksi oportunistik dan komplikasi lain. Berbagai upaya dilakukan agar pasien terinfeksi HIV tidak jatuh dalam kondisi AIDS. Salah satunya yaitu memantau sistem daya tahan tubuh pasien terinfeksi HIV.

Sistem daya tahan tubuh diperankan oleh berbagai komponen.  Sel darah putih atau dikenal nama lekosit memiliki peran penting dalam sistem daya tahan tubuh manusia. Sel darah putih terdiri dari beberapa jenis sel. Ada netrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil. Netrofil dan limfosit merupakan jenis sel darah putih dengan jumlah terbanyak diantara jenis lain. Netrofil merupakan jenis sel darah putih utamanya berperan dalam melawan bakteri

Sel darah putih jenis limfosit terdiri dari jenis limfosit T dan limfosit B. Jenis Limfosit B berperan dalam memproduksi antibodi. Sel Limfosit T  memiliki peran tergantung jenis penanda yang ada pada sel tersebut. Penanda pada sel limfosit T tersebut disebut CD (Cluster of Differentiation). Ada jenis limfosit T dengan penanda CD8, ada juga dengan penanda CD4. Sel Limfosit T CD8 berperan sebagai pembunuh sel kanker atau sel yang terinfeksi virus. Sel limfosit jenis ini juga berperan dalam mengakhiri respon kekebalan dalam tubuh agar tidak berlebihan.

Jenis Limfosit T CD4 merupakan jenis sel darah putih khusus jenis limfosit yang berperan sebagai pemicu sistem daya tahan tubuh manusia melalui rangsangan produksi antibodi oleh sel limfosit B atau melalui kinerja sel T pembunuh serta sel darah putih lain. Jenis sel limfosit T CD4 merupakan target utama dari virus HIV dalam menginfeksi tubuh manusia. Semakin turun jumlah limfosit T CD4 dalam darah, maka akan semakin turun daya tahan tubuh seseorang. Untuk memantau progresivitas pasien terinfeksi HIV, pemeriksaan jumlah jenis sel tersebut dalam darah rutin dilakukan. Pemeriksaan laboratorium untuk mengukur jumlah limfosit T CD4 dikenal dengan pemeriksaan CD4.

Pemeriksaan darah lengkap otomatis lazim dan rutin dilakukan dalam pemantauan pasien infeksi. Pemeriksaan ini mengukur jumlah trombosit, sel darah putih dan jenisnya, sel darah merah dengan indeksnya juga mengukur kadar hemoglobin yang ada dalam sel darah merah. Hemoglobin berperan dalam mengangkut oksigen untuk didistribusikan ke sel-sel tubuh yang diperlukan dalam proses menghasilkan energi. Penurunan hemoglobin menandakan bertambah progresivitas infeksi HIV yang mendekati kondisi AIDS.

Jenis sel darah putih atau lekosit yang diukur melalui pemeriksaan darah lengkap otomatis meliputi netrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Dalam implementasinya, jenis lekosit sering dilakukan penghitungan rasio, seperti rasio limfosit: lekosit dan rasio limfosit : netrofil. Penggunaan rasio ini bermanfaat dalam deteksi dini adanya respon terhadap infeksi yang menunjukkan kuatnya sistem daya tahan tubuh seseorang.

Semakin parah kondisi pasien terinfeksi HIV, maka akan semakin rendah jumlah CD4-nya. Penelitian ini menilai hubungan CD4 dengan jumlah limfosit, kadar hemoglobin, Rasio Jumlah limosit: Sel darah putih, dan rasio jumlah limfosit: netrofil pada pasien terinfeksi HIV. Hal ini tidak lepas dari peran sel limfosit T CD4 sebagai pemicu sistem daya tahan tubuh manusia serta indikator progresivisitas infeksi HIV.

Metode dan Hasil

Pemeriksaan Jumlah Sel Limfosit T CD4 dan darah lengkap otomatis dilakukan terhadap 60 pasien sebagai subyek penelitian ini. Subyek merupakan pasien terinfeksi HIV yang menjalani pengobatan di RSUD Sanglah Bali periode Juli- Agustus 2017. Alat BD FACSCountTM System digunakan untuk pemeriksaan CD4. Pemeriksaan darah lengkap otomatis dilakukan alat CELL-DYN Ruby Hematology Analyzer Abbott Diagnostics.

Analisis statistik menunjukkan jumlah CD4 memiliki hubungan yang bermakna dengan jumlah limfosit,  Rasio Jumlah limfosit: Sel darah putih, rasio jumlah limfosit: netrofil, dan kadar hemoglobin. Semakin menurun jumlah CD4 akan terjadi penurunan pula jumlah limfosit. Rasio Jumlah limfosit: Sel darah putih, dan rasio jumlah limfosit: netrofil yang menggambarkan penurunan menurunanya pertahanan tubuh pasien. Sedangkan jumlah lekosit tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan jumlah limfosit

Hasil penelitian ini menunjukkan semakin progresif infeksi HIV pada tubuh sesorang, maka kadar CD4-nya akan menurun. Penurunan kadar CD4 akan diikuti penurunan jumlah limfosit, rasio limfosit:lekosit, dan rasio limfosit: netrofil. Hal ini menunjukkan semakin menurunnya sistem daya tahan tubuh penderita infeksi HIV.

Penulis: Muhamad Robiul Fuadi dr SpPK (K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.balimedicaljournal.org/index.php/bmj/article/viewFile/1408/pdf

I Nyoman Wande, Muhamad Robi’ul Fuadi, Solichul Hadi (2019). The Correlation between total lymphocyte count, hemoglobin levels, lymphocyte/leukocyte ratio (LLR), and lymphocyte/neutrophil ratio (LNR) to CD4 levels in patients with Human Immunodeficiency Virus infection at Sanglah Hospital. Bali Medical Journal (Bali Med J), Volume 8, Number 2: 337-341 P-ISSN.2089-1180, E-ISSN.2302-2914

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).