Pakar: Potensi Hutan Bakau Indonesia Sebagai Mitigasi Perubahan Iklim Global

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – Banyaknyahutan bakau (mangrove) di Indonesia, ternyata berpotensi sebagai mitigasi perubahan iklim global. Hal itu diulas oleh Arizal Mahendra Rahardi; M. Arif As’adi, S.Kel, M.Sc.; Ir. Bambang Semedi, M.Sc., Ph.D. dari Universitas Brawijayadan Prof. Dr. Agoes Soegianto Ir. DEA., dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR pada sebuah penelitian kolaboratif yang baru-baru ini dilakukan. “Mangrove telah terbukti menyerap karbon yang signifikan secara global. Diperkirakan tanah mangrove menyimpan karbon dua hingga lima kali lebih tinggi daripada hutan terestrial mana pun,” ungkap Prof. Agoes dan tim.

Meskipun hutan bakau hanya menyumbang 0,7% dari luas hutan tropis bumi, Prof. Agoes dan tim menyebutkan bahwa degradasi mangrove menyumbang 10% dari total emisi deforestasi di daerah tropis. “Pertumbuhan dan kepadatan tanaman yang tinggi, ditambah dengan tanah anaerob yang tergenang air, menghasilkan penyimpanan karbonyang tinggi dan jangka panjang,” katanya.

Dia mengatakan, kepulauan Indonesia mengandung 20% ​​hutan bakau dunia dan memiliki keanekaragaman mangrove terkaya di dunia. “Sebanyak 45 dari 70 spesies mangrove ada di Indonesia,” pungkasnya.

Di kawasan Indo-Pasifik dan kepulauan Indonesia, lanjut dia, hutan bakau menyimpan rata-rata masing-masing 1.023 MgC/Ha  dan 1.083 MgC/Ha. Menurutnya, sebanyak 2,9 Mha hutan bakau Indonesia menyerap hingga 3,14 PgC.

Penelitian itu dilakukan di hutan bakau yang terfragmentasi di Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia. “50% kawasan hutan bakau yang ada di Jawa berada di Provinsi Jawa Timur, sehingga inventarisasi mangrove di provinsi Jawa Timur penting untuk mengakses struktur hutan dan biomassa ekosistemnya,” kata dia.

Dia mengatakan bahwa terdapat 383 pohon individu dari empat spesies mangrove sejati yang diamati di kawasan mangrove Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo.Yaitu Avicennia alba; Avicennia marina; Rhizophora apiculata; dan Rhizophora mucronata dengan total kepadatan 2553 tegakan mangrove/Ha.

Baru-baru ini, imbuhnya, penyerapan karbondiberlakukan sebagai tujuan dan strategi konservasi dan rehabilitasi mangrove berbasis proyek melalui insentif keuangan kredit karbon. Hal itu, lanjut dia, telah mendorong pengukuran dan studi kapasitas hutan mangrove dalam menyimpan karbon (C) dan CO2 atmosferik. “Program rehabilitasi dan restorasi mangrove telah dilakukan di banyak daerah, di mana perlindungan pantai dan ekowisata ditambahkan sebagai tujuan konservasi,” pungkasnya.(*)

Penulis : Erika Eight Novanty

Editor : Nuri Hermawan

Reference : Muhammad Arif Asadi, [et. al]. (2019). Carbon Storage of Mangrove Ecosystems in Pasuruan and Probolinggo Regency, East Java, Indonesia. Eco. Env. & Cons. 25 (July Suppl. Issue) : 2019; pp. (S162-S167). ISSN 0971–765X.

Link : https://www.researchgate.net/publication/335505570_Carbon_storage_of_mangrove_ecosystems_in_Pasuruan_and_Probolinggo_Regency_East_Java_Indonesia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).