Dosen UNAIR Paparkan Inovasi Pot Ramah Lingkungan Pengganti Polybag

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS –Rumput laut tentunya sudah tidak asing lagi di dunia industri pangan dan farmasi. Tentu saja tidak seluruh bagian rumput laut digunakan dalam proses produksi. Sehinggamenyisakan limbah bagi lingkungan.

Melihat hal tersebut, Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR)berinovasi membuat pot ramah lingkungan dari bahan limbah rumput laut.Prof., Ir. Moch Amin Alamsjah M.Si., Pd.D., melalui penelitiannya mengungkapkan bahwa limbah padat dari jenis rumput lautGracilaria sp. dan Eucheuma cottonii dapat digunakan sebagai pot berbasis MDF dengan struktur yang kompak untuk tanaman cabai.

Berdasarkan beberapa studi, Gracilaria sp. dan Eucheuma cottonii memang dikenal sebagai spesies rumput laut merah yang memiliki banyak manfaat. “Keduanya mempunyai nilai guna paling besar jika dibandingkan dengan 500 spesies rumput laut yang tumbuh di Indonesia lainnya,” ungkap Prof. Amin.

Gracilaria sp.telah banyak dibudidayakan dan menjadi sumber serat larut air terbesar, yakni agar-agar (agarose dan agaropektin) atau yang dikenal masyarakat dengan nama agar-agar. Sedangkan Eucheuma cottonii menjadi sumber terbesar untuk karaginan. “Agar dan karaginan ini adalah senyawa karbohidrat yang dapat mengikat air dan dapat membentuk gel (gelling agent), sehingga kedua senyawa ini disebut sebagai hidrokoloid,” katanya.

Dalam proses produksi, lanjut dia, rumput laut akan ditekan untuk diambil ekstraknya. Sehingga menghasilkan limbah padat berupa ampas.

Prof. Amin mengatakan, pot dari limbah rumput laut tersebut memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan polybag. Salah satunya adalah mengurangi penggunaan air pada proses penanaman cabai.“Adanya sisa-sisa hidrokoloid pada limbah rumput laut membuat pot ini dapat menyimpan cadangan air untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman. Sehingga air tidak dapat cepat menguap karena diikat oleh pot yang digunakan,” paparnya.

Pada akhir, dia menjelaskan bahwa pot berbahan dasar limbah rumput laut sangat menguntungkan pada penerapan pertanian dengan konsep ramah lingkungan.“Pot berbahan dasar limbah rumput laut ini diperkirakan dapat melakukan substitusi penggunaan kantong plastik terkait dengan isu lingkungan yang berkelanjutan,” ucapnya. (*)

Penulis : Erika Eight Novanty

Editor : Nuri Hermawan

Reference : H. Kurnia, R R Rifadi, Agustono, M N G Amin, S A Sudjarwo dan M A Alamsjah. 2019. The potential of seaweed waste (gracilaria sp. and eucheuma cottonii) as a medium density fiberboard (mdf)-based pot material for better water use efficiency in tomato plants. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, Volume 236, conference 1.  

Link :https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/236/1/012110

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).