Bupati Azwar Anas Paparkan Tips Bangun Banyuwangi Era Revolusi 4.0

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat memberikan kuliah umum di Universitas Airlangga, Minggu (24/11/2019). (Foto: M. Alif Fauzan)

UNAIR NEWS – Era Revolusi 4.0 adalah saat terjadi perubahan besar-besaran di berbagai bidang lewat perpaduan cyber dan otomatisasi. Era ini ditandai dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi pada beberapa bidang, khususnya kecerdasan buatan, robot, blockchain, teknologi nano, dan juga internet of thing.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjadi salah satu pembicara dalam acara Kuliah Umum dan Pentas Seni Budaya Bangsa di Universitas Airlangga, Minggu (24/11/2019). Dalam kuliah umum itu, ia menuturkan bahwa era revolusi 4.0 telah banyak mempengaruhi sendi kehidupan. Untuk itu, kecanggihan teknologi juga banyak diimplementasikan untuk membangun daerah Banyuwangi.

“Banyuwangi sekarang kita siapkan untuk menjadi kampung digital. Sebanyak 180 desa sudah kami pasang saluran fiber obtic sehingga semua desa saat ini sudah terkoneksi satu sama lain. Seluruh administrasi desa sudah dapat dengan mudah diakses,” ungkap Anas.

Dalam kuliah umum yang diadakan di Aula Garuda Mukti Lt. 5 Kantor Manajemen Universitas Airlangga itu Anas mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bekerja sama dengan generasi muda dan start up seperti Go- Jek untuk menciptakan inovasi yang memberikan manfaat kepada masyarakat.

“Kita kerja sama dengan Go-jek buat program Rantang Kasih. Tiap pagi dan sore kita antarkan makanan ke orang  miskin yang sebatang kara secara gratis berkat kerja sama dengan Go-Jek,” tutur Anas.

Sebagai Bupati, Anas cukup membatasi setiap izin usaha yang ada di Banyuwangi. Seperti melarang berdirinya Alfamart, Indomart, serta hotel-hotel berbintang tiga ke bawah. Tujuanya adalah agar perekonomian di sana tidak mati, khususnya untuk usaha kecil menengah.

“Kami melarang izin pendirian Alfamart, Indomart, karena kami ingin melindungi para penjual di sana. Selain itu kami juga melarang pendirian hotel-hotel berbintang tiga ke bawah karena segmen pasarnya akan kami berikan kepada masyarakat untuk mendirikan homestay,” ungkap Anas.

Sebelum mengakhiri sesi materi, Anas mengungkapkan betapa pentingnya kolaborasi yang dilakukan dengan berbagai pihak untuk membangun Banyuwangi. Namun yang perlu diingat, kolaborasi yang dilakukan adalah kolaborasi dengan tetap memperhatikan kepentingan seluruh lapisan masyarakat tanpa merugikan pihak manapun serta tetap memperhatikan kearifan lokal dan budaya di tengah kecanggihan teknologi tidak boleh dilupakan. Itulah prinsip yang dipegang teguh oleh Anas hingga saat ini. (*)

Penulis : Sugeng Andrean

Editor : Binti Q Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).