Dosen UNAIR Kaji Perbandingan Diversifikasi Perusahaan di Tingkat Bisnis Internasional

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIRNEWS – Drs.Ec. I Made Sudana M.S. bersama Nugroho Sasikirono SE.,MM, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga mengulas konsep multinasionalitas perusahaan yang kerap digunakan untuk menilai kontribusi suatu perusahaan dalam bisnis internasional. Menurut Made, multinasionalitas ini dapat mengukur rasio ekspor terhadap total penjualan yang apabila angkanya berbanding lurus dengan tingkat diversifikasi internasional.

Diversifikasi internasional, menurutnya, merupakan salah satu skema yang menunjukkan tingkat kompetitif perusahaan terutama dalam meminimalisir risiko serta meningkatkan pendapatannya. Mengutip data dari Badan Pusat Statistik, Made menunjukkan bahwa salah satu metode diversifikasi yang paling umum, yaitu ekspor, terus mengalami peningkatan sejak tahun 2000 di angka $62M hingga $145M di tahun 2016.

Diversifikasi internasional memicu perusahaan untuk tidak menyimpan kas dalam motif berjaga-jaga di jumlah yang terlalu besar. Dampak lainnya adalah perusahaan memiliki kemudahan dalam menemukan sumber pendanaan baru seiring dengan semakin beragamnya negara tempat mereka beroperasi.

Diversifikasi lain selain beroperasi secara internasional adalah diversifikasi lini produk. Made beranggapan bahwa diversifikasi internasional dan produk dilakukan dengan harapan meningkatkan laba.

Dengan melakukan riset terhadap 125 perusahaan sampel (80 terdaftar di  BEI, dan 45 di Euronext Amsterdam) menggunakan regresi linear berganda, Made awalnya menduga bahwa diversifikasi produk akan melemahkan hubungan diversifikasi internasional dengan kepemilikan kas.

“Hasil analisis menunjukkan bahwa multinasionalitas berpengaruh negatif terhadap tingkat kepemilikan kas pada seluruh kelompok sampel,” jelasnya. 

Lebih lanjut, perusahaan yang melakukan diversifikasi internasional dapat meminimalisir baik risiko sistematis dan tidak sistematis. Pada kelompok sampel perusahaan Indonesia, hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang menjual produk ke berbagai negara memiliki tingkat kas yang lebih tinggi. Sementara perusahaan Belanda di wilayah tertentu tidak terlalu berpengaruh antara diversifikasi produk dengan tingkat kasnya.

“Kami berpendapat bahwa perusahaan dengan kapabilitas dan pengalaman yang telah berkembang dalam hal diversifikasi produk dan internasional lebih mampu mengelola dinamika kedua dimensi diversifikasi tersebut,” pungkas Made menyetujui bahwa perusahaan-perusahaan yang mampu akan lebih efisien juga dalam pengelolaan skema diversifikasi mereka.

Penulis: Tsania Ysnaini M

Editor: Nuri Hermawan

Hasil detil penelitian yang lebih lengkap dapat diakses melalui : https://doi.org/10.1504/IJMEF.2019.100265. I Made Sudana, Fahima Budi Imaniar, NugrohoSasikirono, Sanju Kumar Singh. (2019). Diversification and cash holdings: comparison between Indonesia and the Netherlands firms. International Journal of Monetary Economics and Finance (IJMEF), Vol. 12, No. 2, pp. 133-151.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).