Ikuti Program Permata-Sakti di UNAIR, Akbar dan Monica Jajal Kegiatan Dalam sampai Luar Kampus

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Sejenak merasakan iklim pembelajaran yang berbeda dari tempat asal. Kalimat tersebut agaknya cocok untuk menggambarkan aktivitas Akbar Ihza Mahendra dalam empat bulan terakhir. Pasalnya, mahasiswa asal Fakultas Hukum (FH) Universitas Syiah Kuala, Aceh, itu kini tengah menjalani program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara-Sistem Alih Kredit (PERMATA-SAKTI) yang bertempat di Universitas Airlangga.

Pemuda asli Medan itu tidak sendiri. Selain dirinya, terdapat tiga mahasiswa lain yang turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Mereka adalah Widya Pratiwi (Universitas Syiah Kuala), Monica Uli Natasia Nababan (Universitas Andalas), serta Rahim Munandar (Universitas Andalas). Menurut Akbar, program itu merupakan agenda yang dilaksanakan dengan menggandeng sejumlah perguruan tinggi dan telah berjalan selama empat tahun.

“Saya mengetahui program ini dari pihak rektorat kemudian mencoba mengikuti seleksinya. Waktu itu, sempat ditanya apakah tahu tentang UNAIR? Saya jawab tidak tahu. Terpilihnya saya sebagai peserta disasarkan atas pengalaman organisasi yang pernah saya ikuti. Misalnya di Himpunan Komunitas Peradilan Semu Indonesia (HKPSI) sebagai kepala bidang aktivitas dan akademik,” terangnya.

Keempatnya tiba di Surabaya sejak awal Agustus lalu. Selanjutnya, mereka segera dibawa untuk melakukan pengisian kartu rencana studi sekaligus menemui dosen pembimbing. Saat mengikuti kegiatan belajar mengajar, terdapat banyak perbedaan yang dirasakan oleh Akbar bersama ketiga rekannya. Terutama dari segi pemberian materi kuliah yang cenderung mengedepankan praktik, jumlah mahasiswa, kondisi kelas hingga sistem ujian.

“Kami tidak kesulitan karena dosen di sini ahli sehingga mahasiswa bisa menangkap materi dengan mudah. Di luar perkuliahan, kami diajak untuk meng-explore budaya dan alam tanah Jawa melalui kunjungan ke Candi Prambanan, Merapi, serta Bromo. Saya pun sempat mengikuti diskusi publik pada bulan Oktober lalu,” cerita Akbar.

Ikuti Komunitas hingga Jelajahi Kota Surabaya dan Sekitarnya

Empat mahasiswa Program Permata-Sakti di Universitas Airlangga saat mengunjungi Yogyakarta. Dari kiri, Akbar Ihza Mahendra, Monica Uli Natasia Nababan, Rahim Munandar, dan Widya Pratiwi (berjilbab). (Foto: Istimewa)

Cerita lain datang dari Monica. Darah kelahiran Air Bangis itu tak sekedar mengikuti kegiatan perkuliahan saja. Sejak pertama kali menjadi peserta Program Permata-Sakti, ia kerap mengikuti kegiatan komunitas di luar kampus khususnya yang berkaitan dengan kerohanian dan sosial. Yakni, Unit Kegiatan Kerohanian Kristen (UK3), Persekutuan Mahasiswa Kristen Antar Universitas (Perkantas), hingga International Christian Assembly.

“Saya lebih banyak mengikuti kegiatan luar kampus seperti Perkantas Surabaya yang bertempat di Tenggilis. Salah satu kegiatan mereka yaitu mengajar anak-anak kurang

Cerita lain mereka dapatkan saat menjelajahi Surabaya dan daerah sekitarnya. Akbar menimpali, suatu hari timbul niat untuk berjalan-jalan. Ia pun meminjam motor milik salah seorang teman asrama. Ketika melintasi gang sempit, tiba-tiba dirinya dihadang oleh warga kemudian diperintahkan untuk turun karena terdapat peringatan harap turun. Meski kaget ia akhirnya memahami kebiasaan yang berbeda dengan tempat asalnya itu.

“Kalau saya dari kemarin berniat mencoba naik Bus Suroboyo tapi belum kesampaian karena belum menemukan waktu yang tepat. Padahal sudah mengumpulkan botol. Sebetulnya masih banyak yang ingin kami jelajahi seperti tempat bersejarah, melihat penampilan kebudayaan di Cak Durasim atau pergi ke kota-kota lain di sekitar Surabaya selain Madura dan Sidoarjo. Semoga sebelum kembali bisa terwujud ya,” tambah Monica.

Tak lupa, keduanya juga menyampaikan pesan agar teman-teman mahasiswa lain yang hendak mengikuti pertukaran pelajar baik di tingkat nasional maupun internasional agar keluar dari zona nyaman, mampu beradaptasi dengan lingkungan, dapat menyerap berbagai hal positif yang diajarkan, serta mampu membawa nama baik daerah asal. (*)

Penulis: Nabila Amelia

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).