Lulusan Dokter Hewan Diharapkan Jadi Enterpreneur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
drh. Heryo Shasikirono dalam acara Seminar Nasional CAPRA yang diselenggarakan oleh FKH PSDKU UNAIR di Banyuwangi. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Populasi masyarakat Indonesia yang terus bertambah, urbanisasi yang cepat dan peningkatan pendapatan rumah tangga, telah meningkatkan permintaan untuk kebutuhan makanan berkualitas tinggi, serta kebiasaan konsumsi protein yang berevolusi. Tren ini telah mendukung konsumsi daging di Indonesia.

Konsumsi protein di Indonesia masih sangat didominasi oleh konsumsi daging unggas. Di tahun 2017 konsumsi daging unggas mencapai 1,71 juta ton dan diproyeksikan di tahun 2021 mencapai 2 juta ton. Kedua adalah konsumsi protein daging sapi dari 0,82 ton di tahun 2017 diproyeksikan mencapai 0,98 ton di 2021. Kemudian konsumsi daging kambing 0,12 di tahun 2017 dipresentasikan naik mencapai 0,13 di tahun 2021.

Mengenai hal itu, drh. Heryo Shasikirono dalam acara Seminar Nasional CAPRA  yang diselenggarakan oleh FKH PSDKU UNAIR di Banyuwangi menyebut, beberapa masalah atau mappingand problem market yang ada di Indonesia yaitu terbatasnya serapan konsumsi pasar domestik khususnya untuk potongan harian.

Kedua, lanjutnya, adanya peluang untuk pasar ekspor melalui regulasi Permentan 02 tahun 2018, belum tertanyachain pasar domba, khususnya kebutuhan sarana Rumah Potong Hewan (RPH) khusus domba yang halal dan memadai. Selain itu, tambahnya, pasar aqiqah merupakan penyerap terbesar konsusmsi produk domba dan captivemarket.

“Kebutuhan spesifikasi domba untuk pasar domestik yang kecil menyebabkan kurangnya nilai tambah untuk peternak khususnya penggemukan, serta ganjalan terbesar yaitu terbukanya impor daging domba masuk pasar domestik khususnya dari retail modern”, imbuhnya.

Menjawab berbagai permasalahan tersebut,  Farm Director PT. Agrogreat Indoberkah Probolinggo tersebut menegaskan bahwa peluang besar bagi lulusan dokter hewan untuk masuk ke dunia usaha, khususnya usaha ternak kambing atau domba.

“Dengan bekal ilmu pengetahuan dari perkuliahan saya yakin, seorang dokter hewan yang sungguh-sungguh pasti bisa menjawab hal itu,” ujarnya.

Menurutnya, ada tiga kiat atau langkah yang bisa dijadikan sebagai batu loncatan untuk memulai usaha ternak kambing atau domba. Mulai memahami potensi usaha, mengembangkan konsep klasterisasi dalam usaha dan livestock management.

Klastervalue, jelasnya, merupakan sebuah konsep yang sedang tren dikalangan peternak. drh. Heryo menyebut, kualitas ternak, pemberdayaan masyarakat sekitar, good farming practice, connectifity and traceability merupakan landasannya.

“Melalui kesempatan ini, saya berharap lulusan FKH khususnya FKH UNAIR bisa melihat potensi usaha yang sangat terbuka lebar,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).