S2 Administrasi dan Kebijakan Kesehatan UNAIR Sukses Gelar 2nd ICOHAP

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
DARI kiri: Ira Nurmala S.KM., MPH., PhD selaku moderator, So Yoon Kim dari Yonsei University, Seoul, Korea Selatan, dr. Djoni Darmadjaja, Sp.B, MARS, Dr. Joni Wahyuhadi, dr., Sp.BS(K) selaku Direktur Utama RSUD Dr. Soetomo dan Widodo J. Pudjirahardjo, dr., M.S., M.PH., Dr.PH selaku dosen AKK FKM UNAIR. (Dok. Panitia)

UNAIR NEWS – The 2nd International Conference on Health Administration and Policy (ICOHAP) merupakan kegiatan tahunan yang digelar oleh mahasiswa S2 Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR). ICOHAP tahun kedua sukses diselenggarakan pada Selasa (10/9/2019) hingga Kamis (12/9/2019). Kegiatan tersebut mengambil tema International Conference on Health Technology and Sustainable Risk Management.

Dr. Djazuly Chalidyanto S.KM., M.A.R.S, ketua program studi (Kaprodi) S2 AKK menjelaskan bahwa dipilihnya tema tersebut karena ke depan, risiko yang dialami oleh fasilitas kesehatan (faskes) seperti rumah sakit dan puskesmas akan semakin berat. Salah satunya adalah adanya mekanisme pembiayaan yang berubah sehingga risiko tersebut harus dikelola.

“Dengan adanya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN, red) saat ini, faskes dibayar di belakang. Mereka (faskes, red) harus mengajukan klaim baru di bayar setelah melakukan pelayanan. Sehingga risiko yang akan mereka alami akan lebih besar, dan risiko itu harus dikelola,” jelas dosen yang akrab disapa Djaz tersebut.

Di dalam pelayanan kesehatan juga membutuhkan teknologi. Pada saat fasfes menyediakan teknologi untuk menunjang pelayanan, jangan sampai penggunaannya rendah. Misalnya, karena tidak di-cover oleh BPJS sehingga masyarakat jarang mau menggunakan.

“Kemudian, yang dikedepankan sekarang adalah pasien safety. Pendekatan risk management adalah pendekatan untuk mengelola keselamatan pasien,” terangnya.

Kegiatan diikuti oleh sekitar dua ratus lima puluh peserta dan berasal dari berbagai kota di Indonesia. Pada kegiatan tersebut juga mengundang berbagai pembicara baik dari kementerian kesehatan, BPJS, Direktur Rumah Sakit, Kepala Puskesmas hingga para akademisi dari Malaysia, Taipei, dan Korea Selatan.

Yaitu So Yoon Kim dari Yonsei University, Seoul, Korea Selatan. Dari Taipei, yaitu Prof. Nicole Huang dari National Yang-Ming University. Dan dari Malaysia, yaitu Prof. Dr. Maznah Binti Dahlui dosen di Medicine Faculty of Malaya University dan Prof. Dr. Ing Eko Supriyanto, Direktur dari IJN-UTM Cardiovascular Engineering Centre, Universiti Teknologi Malaysia.

ICOHAP itu sendiri merupakan sarana bagi para mahasiswa untuk mempublikasikan hasil penelitiannya. Terdapat dua prosiding terindeks Scopus yang mendukung publikasi pada konferensi tersebut. Yaitu, PBJPI dengan publisher IOP dan Journal of Health and Translational Medicine (JUMMEC) dari Malaysia. Dan juga ada peluang untuk masuk ke JAKI.

“Saya berharap kedepannya kegiatan ini dapat diteruskan. Karena tidak hanya sarana publikasi tapi juga sarana untuk berbagi kebijakan dan ilmu pengetahuan baru,” terang Djaz.

Sementara itu, dr.Yussi Winarto atau Yussi selaku ketua panitia berharap, setelah mengikuti konfrerensi tersebut peserta mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh baik. Kemudian, mulai dibuka wacana untuk mengarahkan sistem kesehatan yang berbasis teknologi.

“Harapannya kegiatan tahun ini bisa menjadi contoh bagi panitia di tahun selanjutnya,” pungkas Yussi. (*)

Penulis : Galuh Mega Kurnia

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).