Limbah Laundry Tingkatkan Kematian Ikan Hingga Terjadinya Banjir

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Jawa Pos

Salah satu permasalahan lingkungan hingga saat ini belum terselesaikan yaitu air limbah. Air limbah tidak hanya berasal dari kegiatan industri besar, melainkan juga dari kegiatan rumah tangga (domestik) ataupun usaha mikro dan menengah. Salah satu usaha yang menghasilkan air limbah dan belum terkelola secara maksimal yaitu usaha laundry skala rumah tangga. Dampak yang ditimbulkan dari air limbah laundry salah satunya berasal dari kandungan fosfat (bentuk ion dari fosfor) sebagai penyusun detergent. Potensi dampak yang muncul yaitu penyuburan badan air (eutrofikasi) yang ditandai dengan munculnya banyak tanaman air seperti enceng gondok maupun alga pada sungai-sungai disekitar kita. Munculnya tanaman air yang tidak terkendali tersebut akan menimbulkan permasalah baru seperti kematian ikan, munculnya bau tidak sedap, bahkan memperbesar potensi adanya banjir karena tersebumbatnya saluran air. Sehingga perlu dilakukan upaya pengolahan air limbah untuk meminimalisir dampak negatif pada badan air.

Dari data yang didapatkan dari hasil pengambilan sampel air limbah laundry di daerah surabaya timur menunjukkan bahwa kandungan fosfat mencapai 10,067 mg/L, di mana sedikit melebihi dari batas maksimal diperbolehkan dibuang ke badan air sungai 10 mg/L. Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 Tentang Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Industri dan/atau Usaha. Pengolahan air limbah laundry perlu dilakukan untuk mengurangi kandungan fosfat pada air limbah sebelum dibuang. Salah satu alternatif pengolahan air limbah yang dapat diterapkan yaitu dengan menggunakan metode Constructed Wetlands. Metode ini sedikit asing ketika dikaitkan dengan pengolahan air limbah, tetapi sebenarnya metode ini merupakan metode yang cukup mudah yaitu membuat pengolahan air limbah seperti membuat taman buatan dan memanfaatkan tanaman sebagai agen pengolah air limbah. Constructed Wetlands sesuai digunakan karena biaya yang cukup murah dan secara operasional mudah dilakukan.

Metode constructed wetlands yang digunakan dengan memanfaatkan tanaman Equisetum hymale atau lebih dikenal dengan bambu air sebagai agen pengolah air limbah. Bambu air pada penelitian ditanam pada pot dengan media tanah kemudian air limbah laundry disiramkan pada tanaman bambu air. Secara berkala air limbah laundry dikeluarkan dari saluran pada dasar pot yang sudah disiapkan. Air tersebut merupakan air limbah yang telah terolah. Hasil analisis kandungan fosfat pada air yang telah diolah menunjukkan bahwa terjadi penurunan kandungan fosfat menjadi tidak lebih dari 0,5 mg/L atau efisiensi pengolahan mencapai lebih dari 95%. Proses yang terjadi yaitu fosfat dapat dimanfaatkan oleh bambu air dalam proses pertumbuhannya hal ini terlihat pada semakin tingginya konsentrasi kandungan unsur fosfor pada batang dan akar bambu air. Akumulasi unsur fosfor pada batang bambu air meningkat dari 38,81 mg/kg menjadi 44,73 mg/kg berat kering. Sedangkan pada akar bambu air meningkat dari 220,98 mg/kg menjadi 241,37 mg/kg berat kering. Tidak hanya itu peningkatan unsur fosfor juga ditemukan pada media tanam berupa tanah dengan menunjukkan adanya penyerapan unsur fosfor pada media tanam. Berdasarkan analisis proses penyisihan yang terjadi menunjukkan proses yang berkontribusi pada penyisihan tidak hanya bersifat fisik seperti sedimentasi melainkan juga besifat kimia dengan adanya reaksi antara unsur yang terkandung dialam media tanam dengan fosfat ataupun absorbsi oleh tanaman.

Hasil memperlihatkan bahwa pengolahan air limbah laundry metode constructed wetlands dengan bambu air mampu digunakan sebagai alternatif pengolahan air limbah laundry yang berfungsi untuk menurunkan kandungan fosfat. Jika ditinjau dari segi ekonomi juga pembuatan instalasi ini tidak membutuhkan biaya cukup besar hanya berupa pot, tanah sebagai media tanam, dan tanaman bambu air. Disisi lain pengolahan air limbah menggunakan metode constructed wetlands dengan bambu air memberikan manfaat ekologis lain seperti memberikan nilai keindahan.  Terlebih jika diintegrasikan dengan tanaman-tanaman lain pada halaman usaha laundry. Mengutip kalimat “kebersihan adalah sebagian dari iman”, usaha laundry yang telah membuat pakaian kita bersih juga harus menjaga sungai dan lingkungan tetap bersih.

Penulis : Febri Eko Wahyudianto, S.T., M.T.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://www.jeeng.net/Kinetics-of-Phosporus-Removal-From-Laundry-Wastewater-in-Constructed-Wetlands-with,108919,0,2.html

Febri Eko Wahyudianto, Nur Indradewi Oktavitri, Sucipto Hariyanto (2019). Kinetics of Phosporus Removal from Laundry Wastewater in Constructed Wetlands with Equisetum hymale. Journal of Ecological Engineering. 20(6): 60-65.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).