Kesediaan Pengguna untuk Menyimpan Informasi di Cloud-Based Storage Services

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
ilustrasi oleh pxhere
ilustrasi oleh pxhere.com

Lingkungan yang berubah secara cepat membutuhkan kolaborasi secara intensif antar tim yang ada di organisasi. Mobilitas yang tinggi dan cross-functional teams merupakan best practices dalam membuat organisasi yang agile. Agility diperlukan guna menyikapi perubahan lingkungan yang sangat dinamis.

Penggunaan cloud-based storage (CBS) memberikan kemudahan bagi anggota tim untuk berkontribusi dimanapun berada tanpa terikat oleh tempat dan waktu. Dan penggunaan layanan ini, baik Dropbox, Microsoft OneDrive, Apple iCloud Drive, dan/atau Google Drive; semakin marak. Sebagian besar malah menggunakannya secara paralel untuk 2 atau lebih layanan CBS, dengan alasan mem-back up bila layanan utama yang digunakan down. Hingga pertengahan tahun 2018, terdapat 1,926 miliar pengguna CBS di seluruh dunia, baik yang free-based maupun fee-based.

Banyak pemberitaan dan studi yang mengungkap berbagai permasalahan terkait penggunaan CBS, khususnya terkait privacy dan security dari data-data yang disimpan didalamnya. Sebagian besar riset yang ada menitikberatkan pada isu-isu teknis layanan CBS, namun studi yang membahas respon pengguna pada isu privacy dan security belum begitu banyak dilakukan. Menggunakan Communication Privacy Management Theory, kami melakukan riset dengan model yang komprehensif untuk membahasnya.

Communication Privacy Management Theory (CPMT)

CPMT dikembangkan pertama kali dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi individu dalam membuat keputusan untuk membuka informasi pribadinya, terutama dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal relationships). Tentu dalam era digital yang difasilitasi internet, 1 orang bisa berhubungan tidak hanya dengan 1 orang lain, namun dengan pengguna internet di seluruh dunia. Hal inilah yang menjadikan isu privacy dan security menjadi sentral. CPMT memiliki 3 komponen utama, yakni privacy ownership (kepemilikan privasi), privacy control (kontrol terhadap privasi), dan privacy turbulence (turbulensi privasi).

Kami berargumentasi bahwa pengguna akan bersedia menempatkan informasi pribadi, baik informasi yang kurang maupun sangat sensitif bilamana mereka mempercayai layanan CBS. Selain kepercayaan, tentunya manfaat (minat pribadi dan tingkat kegunaan) yang ditawarkan CBS berdampak positif pada kerelaan mereka menempatkan informasi tersebut. Adapun biaya yang ditimbulkan (baik terkait privasi, resiko akan privasi dan tingkat keamanan informasi) akan berdampak sebaliknya.

Dalam riset ini, kami juga mengukur tingkat kontrol pada privasi yang dimiliki maupun biaya yang ditimbulkan tergantung dari kemampuan layanan CBS dalam memberikan jaminan privasi secara institusi – institutional privacy assurances. Jaminan ini meliputi 2 hal, yakni boundary coordination dan boundary turbulences. Bilamana layanan CBS mampu memberikan persepsi yang efektif dalam menjalankan privacy policy, tentu pengguna akan memiliki control privacy yang tinggi. Hal ini yang akan meningkatkan kepercayaan pengguna pada layanan CBS, sehingga mereka akan rela menempatkan informasi pribadi mereka di layanan tersebut. Kami juga berargumentasi ketika regulasi yang dikeluarkan oleh industri dan pemerintah terkait layanan CBS, tentu pengguna akan rela menempatkan informasi pribadi mereka karena control privacy dan kepercayaan tinggi yang dimiliki.

Metode dan Hasil

Riset ini merupakan kolaborasi antara tim National Cheng Kung University (Taiwan) dan Universitas Airlangga. Kami juga memperbandingkan antara pengguna layanan CBS di Taiwan dan Indonesia, karena perbedaan skor uncertainty avoidance pada dimensi Hofstede. Selain itu, perbedaan status ekonomi kedua negara, kedewasaan pengguna internet yang nantinya akan mempengaruhi privacy concern, serta peraturan pemerintah terkait privasi pribadi di internet menjadikan penelitian ini juga menarik.

Kami mengundang pengguna layanan CBS dan melakukan double-back translation methoduntuk kuesionernya, baik terhadap Bahasa Mandarin (untuk responden di Taiwan) dan Bahasa Indonesia (untuk responden Indonesia). Selama 3 bulan survei pada awal tahun 2017, terdapat 786 responden (403 responden dari Taiwan dan 383 dari Indonesia) yang dapat digunakan dalam analisa tersebut. Terdapat 51,3% responden sebagai pegawai swasta, adapun mahasiswa hanya sebesar 28,6% dari total responden. Lebih dari separuh (50,5%) responden berpendidikan sarjana, adapun master memiliki proporsi sebesar 32,2%. Pengguna yang menggunakan layanan CBS secara rutin lebih dari 50%, sedangkan pengguna yang menggunakannya kadang-kadang hingga jarang sebesar 44,4%. Sebagian besar pengguna menggunakan Google Drive (54,3%), diikuti Dropbox (22,1%), dan Microsoft OneDrive (8,8%).

Hasil analisis sesuai dengan argumentasi sebelumnya. Yang menarik, pengaruh antara persepsi pengguna akan efektifitas peraturan pemerintah terhadap privacy control sangat kuat bagi responden dari Taiwan dibandingkan Indoensia. Hal yang sama juga terjadi pada pengaruh kepercayaan pengguna akan layanan CBS menjadikan responden dari Taiwan lebih rela untuk menempatkan informasi pribadi, baik yang kurang maupun sangat sensitif, dibandingkan Indonesia. 

Bagi perusahaan layanan CBS, tentunya memberikan prosedur dan jaminan yang komprehensif dalam mengamankan privacy dan security dari informasi yang dimiliki pengguna adalah sangat sentral. Membangun kepercayaan dan meminimalisir persepsi akan resiko keamanan pada layanan CBS adalah keniscayaan. Bagi perusahaan yang menjual layanan CBS di Taiwan, perlu dipahami bahwa masyarakat Taiwan memiliki tingkat uncertainty avoidance yang tinggi. Kemampuan pengguna untuk mengontrol privacy-nya secara penuh adalah langkah utama untuk meningkatkan kepercayaan pada layanan yang ditawarkan.

Bagi pemerintah, membuat peraturan yang memproteksi privacy pengguna layanan CBS dan menerapkannya (law enforcement) yang efektif akan menjadikan industri ini akan semakin besar kapitalisasinya.

Penulis: Prof. Badri Munir Sukoco, Ph.D

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0747563218304758

Andree E. Widjaja, Jengchung Victor Chen, Badri Munir Sukoco, and Quan-An Ha (2019). Understanding Users’ Willingness to Put Their Personal Information on the Personal Cloud-Based Storage Applications: An Empirical Study. Computers in Human Behavior, 91: 167-185; https://doi.org/10.1016/j.chb.2018.09.034

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).