UNAIR NEWS – Belajar di luar negeri sejatinya merupakan impian bagi semua orang, terutama mahasiswa. Namun, tidak dimungkiri bahwa keraguan untuk mencoba masih sering melanda. Seperti keraguan persyaratan yang sulit, biaya yang mahal, dan kesempatan yang kecil.
Departemen Riset dan Prestasi dan Departemen Agama Islam Badan Ekesekutif Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga 2019 saling berkolaborasi. Yakni, mewadahi minat para mahasiswa tersebut dengan menggelar acara Share-On Ft. BINPRES DAI.
Bertajuk ”Kiat-Kiat Lolos Exchange dan Conference”, kegiatan itu digelar pada Kamis (14/3/19) di Ruang Kuliah 13, Lantai 3, FKM Kampus C UNAIR. Acara share-on yang lebih menekankan pada sharing tersebut menghadirkan tiga narasumber.
Yakni, Ika Santi Widyasari dan Nadhif Alfia Charista Kusniar selaku peserta The 50th Academic Consortium For Public Health (APACPH) Conference, serta Khoiriningtyas Ayu Puspita selaku peserta Asia Youth International Model United Nation (AYMUN). Tiga orang tersebut merupakan mahasiswa FKM UNAIR yang telah membuktikan prestasinya dengan mengikuti conference di luar negeri.
”Kami mengundang para mahasiswa yang telah berhasil ke luar negeri agar pesan yang disampaikan dalam acara ini dapat mengena langsung pada mahasiswa,” kata Della selaku ketua pelaksana share-on kali ini.
Ketiga pembicara menjelaskan materi tentang kiat-kiat serta tips dan trik untuk pergi ke luar negeri dengan baik. Mereka begitu yakin bahwa kesempatan sangat terbuka lebar bagi mahasiswa yang mau mencoba. Dan, terkait pendanaan, masih banyak sektor yang akan membantu.
Ika, peserta APACPH, memberikan sejumlah tips. Misalnya, soal saat ingin membuat tulisan conference pilihlah tema yang merupakan problem dunia, berikan judul yang menarik. Judul yang menarik dengan isi dan pembahasan menarik akan berdampak besar bagi kelolosan peserta.
Sementara itu, Tyas, peserta AYMUN, juga menjelaskan terkait dengan pendanaan. ”Dana itu bisa dicari jadi jangan kuatir. Lembaga yang mendukung kegiatan seperti ini bisa dari PUSPAS UNAIR, dekanat, dan perusahaan (English First (EF), PT Sier, Pemda, BPJS),” ucapnya
Tyas menambahkan, setiap lembaga program exchange atau conference pasti memiliki fokus dan kriteria pada peserta yang berbeda-beda. Seperti pada MUN yang mengedepankan perihal diplomatic, advokasi, dan negosiasi. Sejumlah mahasiswa yang hadir diharapkan dapat lebih tertarik dan berani mencoba program exchange dan conference untuk berprestasi juga membawa nama UNAIR di ranah internasional. (*)
Penulis: Ulfah Mu’amarotul Hikmah
Editor: Feri Fenoria