UNAIR NEWS – “Kondisi laut di Indonesia saat ini begitu miris. Banyak spesies laut yang terancam kelangsungan hidupnya. Penyebab utamanya ialah meningkatnya sampah plastik yang mencemari laut. Berangkat dari situ saya memutuskan untuk mengikuti ajang pemilihan Putera-Puteri Bahari Indonesia.”
Itulah ungkapan yang dilontarkan Andrik Hermanto, mahasiswa S2 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang berhasil meraih penghargaan Best National Costume dalam ajang Pemilihan Putera-Puteri Bahari Indonesia tahun 2018. Puncak event bergengsi itu berlangsung pada Sabtu (8/12) bertempat di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Pemilihan Putera-Puteri Bahari Indonesia adalah ajang yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata Indonesia dibawah nauangan Yayasan Dharma Ayu Bahari Jaya. Pemilihan difokuskan untuk mencari pemuda-pemudi kreatif untuk mengembangkan dan mengenalkan kekayaan potensi laut yang dimiliki indonesia.
“Saya merepresentasikan kostum karya desainer Jusuf Bachtiar bertema The Mythical of Leak Bali. Warna kostum dipadu padankan dengan warna merah, kuning, putih, dan hitam yang secara keseluruhan memiliki makna beragam,” papar Andrik.
Andrik sendiri menjadi perwakilan Provinsi Bali karena memiliki keluarga di Bali. Karantina dilaksanakan di Gedung Pusdiklat Keuangan Republik Indonesia dan grandfinal di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Jakarta. Pemilihan tahap pertama di lakukan di tingkat provinsi, berupa tes interview dan kelengkapan berkas.
Menurut Andrik, kontes tersebut mengajarkan diri sendiri untuk menjadi agen perubahan. Karena sejatinya perubahan berawal dari diri sendiri bukan dari orang lain.
Untuk menjadi agen, lanjutnya, dibutuhkan suatu tekad kuat serta keberanian untuk menuntun orang lain melakukan hal serupa. Contoh nyata yang telah Andrik lakukan berupa pengurangan konsumsi sedotan plastik dan menggantinya dengan sedotan stainless steel atau sedotan bambu.
Walau tak dapat dimungkiri Andrik juga mendapat kendala dalam mengikuti kontes, yakni harus kerja ekstra untuk membagi waktu dengan UAS di kampus. Tetapi kendala tersebut teratasi atas bantuan pihak FKp UNAIR yang mendukung penuh Andrik mengikuti ajang ini.
“Misi kami setelah ini adalah mengenalkan dan mengembangkan potensi wisata bahari di Indonesia,” tambahnya.
Andrik turut berharap kedepan dapat menyadarkan para generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan, khusunya laut. Andrik mengarahkan para pemuda untuk membuang sampah pada tempatnya karena tanpa disadari sampah-sampah yang telah digunakan bisa saja berakhir di laut. (*)
Penulis: Tunjung Senja Widuri
Editor: Binti Q. Masruroh