UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) kedatangan tamu spesial Selasa pagi (19/9). Mereka adalah Dr Jeffrey C. Mariner DVM, PhD. dan Prof. Dr. Jeffrey K. Griffiths, MD., MPH&TM dari Tuft University, Amerika Serikat. Keduanya memberikan kuliah tamu di ruang Tandjung Adiwinata, lantai 2, gedung dekanat.
Dr. Mariner adalah seorang Veterinary Epidemiologist yang pernah melakukan penelitian di Indonesia. Khususnya, di pulau Jawa. Tak mengherankan, kuliahnya kali ini mengambil tema Mass Vaccination and the Incidence of Highly Pathogenic Avian Influenza on Java Island: A One Health Perspective.
Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan banyak hal tentang flu burung. Salah satunya, soal tantangan yang mutlak dihadapi di Indonesia. Antara lain, soal kepadatan penduduk dan kecepatan regenerasi dari unggas yang hidup di lingkungan masyarakat.
“Nah, tugas para peneliti adalah menghadapi tantangan dan memberikan solusi kongkret,” urai lelaki yang menamatkan program doktoral di University of Guelph tersebut.
Setelah presentasi dari Mariner, giliran Prof Griffith yang memberikan penjelasan pada para mahasiswa dan dosen. Guru Besar di bidang Public Health and Community Medicine ini berbicara tentang Water and Environment Spread of Antimicrobial Resistense.
Dia menggarisbawahi tentang pentingnya memahami perkembangan teknologi untuk menyelesaikan persoalan kesehatan yang berasal dari air dan lingkungan sekitar. Semakin hari, problem di sekitar makin kompleks. Sehingga, butuh pengetahuan dari beberapa aspek untuk menghadapinya.
Di tempat yang sama, Faculty Ambassador Muchammad Yunus PhD menuturkan, event ini sengaha digelar untuk memberikan wawasan global pada sivitas akademika. “Mari kita belajar dari berbagai sumber. Kuliah umum ini adalah kesempatan emas untuk mengisi pengetahuan kita tentang Veterinary Epidemiologi dan Enviromental Epidemiologi,” ungkapnya.
Kuliah umum ini diselenggarakan atas kerjasama antara UNAIR dan Indohun atau Indonesia One Health University Network. Saat ini, UNAIR memiliki One Health Collaboration Center (OHCC) yang diberi nama Airlangga Disease Prevention and Research Center (ADPRC). Selain UNAIR, kampus lain yang memiliki OHCC adalah UGM dan Udayana.
ADPRC ini bakal fokus untuk membantu pemerintah untuk menangani persoalan penyakit infeksi, khususnya zoonosis. Berdirinya ADPRC, didukung penuh oleh Indohun. Tak heran, ke depan, akan banyak event atau kegiatan ADPRC yang terkoneksi dengan Indohun. ADPRC akan fokus pada kajian bidang kesehatan manusia, kedokteran hewan, kesehatan lingkungan, dan menciptakan produk tepat guna. (*)