Bahasa Sunyi
Sejak saat itu aku tak pernah berlama-lama menatap langit. Hanya sesekali mencuri waktu saat kau sudah benar-benar terlelap dalam mimpi. Dan, kau adalah yang akan berlama-lama menatap langit, dalam gelap…
Sejak saat itu aku tak pernah berlama-lama menatap langit. Hanya sesekali mencuri waktu saat kau sudah benar-benar terlelap dalam mimpi. Dan, kau adalah yang akan berlama-lama menatap langit, dalam gelap…
Duhai Hati Siapkah menimpah celotehan makhluk dunia? Masih kuatkkah menerima perihnya ucapan? Sulitkah menjalani tantangan ini?
Sebab malammu yang tak kutahu datangku yang tak kutahu mamcam rupamu Sebab malammu aku yakin, bahwa sang Kuasa tengah berderma kepada seganap hamba
Kau datang sebagai peneduh yang menjelma dihati insan nan rapuh Kau yang menyinar berbinar kepada setiap jagat yang tak tersekat
Kesaktianmu Yang menjadi saksi pemersatu Kesaktianmu Yang menjadi landasan kami untuk maju Kesaktianmu Yang meramu kami yang berbda Kesaktianmu
Padamu ada jutaan cinta. Cinta untuk meramu beda dalam satu. Cinta untuk mengeja beda dalam padu. Sang Saka.... Aku padamu....
Kemudian, kutelateni pencarian ini dengan membuka kamus lagi. Dan untunglah, KBBI tidak setuju. Prasangkaku mungkin melampaui btas. Ia sinis menuduh pada pendapatku tadi, karena nyatanya pemilu adalah singkatan dari pemilihan umum. Bukan seperti rangkaian yang kuduga.
Kalau bagimu kata itu belum terasa sedih, bersedihlah tapi bukan untuk sedih itu sendiri. Tapi, bersedihlah untuk merenungkan sampai hari ini, apakah sudah pantas kita tidak merasa sedih tentang diri kita sendiri ?
Nyala, Yang menyala Dan Yang menjadi cahaya. Nyala, Yang berpendar Dan akan menjadi tonggak untuk tetap tegar.