Review Aspek Farmakologis dan Kesehatan pada Buah Naga

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Liputan6

Makanan merupakan hal penting yang dapat mencegah berbagai macam penyakit. Konsumsi buah dan sayur sangat diperlukan untuk mencegah berbagai macam penyakit. Hal ini sejalan dengan penelitian epidimiologi pada tahun 1992 yang menyatakan bahwa potensi penyakit kanker pada penduduk akan semakin rendah bila penduduk rutin mengkonsumsi buah dan sayur.

Salah satu buah segar yang sering dikonsumsi masyarakat adalah buah naga. Secara taksonomi, buah naga atau yang biasa disebut dengan pitaya atau pitahaya merupakan buah dalam genus Hyolocereusdan famili Cactaceae. Lapisan kulit yang dilengkapi dengan “sisik” menjadikan alasan buah ini disebut sebagai buah naga. Hal unik selain permukaan kulit yang terdapat “sisik” adalah dalam perkembangannya terdapat istilah “bunga bulan atau nyonya malam” yang artinya bunga buah naga hanya tumbuh pada malam hari. Penyerbukan pada malam hari dilakukan oleh kelelawar. Sebagai bagian dari famili Cactaceae, buah naga merupakan salah satu buah yang sensitif terhadap suhu ekstrim, dan lebih baik di daerah kering dengan suhu tidak lebih dari 45°C.

Budidaya buah naga tersebar di Amerika Serikat, Kepulauan Canary, Australia, Thailand, Vietnam, dan Asia Tenggara. Di Vietnam, buah naga telah dibudidayakan selama kurang lebih selama 100 tahun. Pertumbuhan buah naga akan lebih baik bila berada pada tanah dengan kandungan bahan organik yang sangat tinggi.

Buah naga selain dikonsumsi sebagai buah segar dan jus, buah naga dimanfaatkan juga untuk pengobatan berbagai macam penyakit, hal ini berkaitan dengan kandungan mikronutrien fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan. Selain antioksidan, buah naga memiliki nutrisi lengkap berupa vitamin, karbohidrat, serat dan betacyanin. Betacyanin merupakan salah satu zat khas yang terdapat pada buah naga yang berfungsi sebagai pewarnaan atau pigmentasi. Dikatakan unik karena pigmen buah naga memiliki variasi warna yaitu merah, kuning, dan putih.

Namun buah naga yang umum dikenal oleh masyarakat di Indonesia adalah buah naga putih (Hyolocereus undatus) dan buah naga merah (Hyolocereus polyrhizus). Buah naga merah mengandung mineral dan nutrisi seperti vitamin B2, vitamin B3, Vitamin B1, Vitamin C, lemak, karbohidrat, protein, betacyanin, polifenol, zat besi, fitoalbumin, karoten, cobalamin, glukosa, dan fenolik. Buah naga merah memiliki efek positif dalam membantu proses pencernaan, antidiabetes, menurunkan tekanan darah, antifungi, antiinflamasi, menetralkan racun dalam tubuh terutama racun dari logam berat, membantu mengobati asma serta batuk dan mencegah berbagai jenis kanker. Buah naga dapat menjadi pencegah kanker yang diperankan oleh kandungan fitoalbumin yang memiliki kandungan antioksidan yang sangat tinggi. Kandungan zat besi yang terdapat pada buah naga merah juga mampu meningkatkan kadar eritrosit dan hemoglobin sehingga dapat digunakan sebagai pengobatan anemia. Buah naga putih (Hyolecerus undatus) dalam bidang medis berperan dalam proses penyembuhan luka. Bagian buah naga putih yang memiliki efektifitas tinggi untuk membantu proses penyembuhan luka adalah daun dan bunganya. Buah naga putih juga berfungsi sebagai antimikroba, Kulit dari buah naga berfungsi sebagai pengental sekaligus pewarna kosmetik. Kandungan antioksidan yang terdapat pada daging buahnya juga terdapat pada biji buah naga. Tidak hanya kandungan antioksidan, kandungan lemak dan asam linoleat juga terdapat pada biji buah naga. Selain memiliki kandungan nutrisi yang lengkap, ternyata buah naga merupakan jenis buah yang dapat menghasilkan keuntungan dengan cepat panen, panen tahunan buah naga mencapai 150 ton setiap tahun.

Penulis : Tridiganita Intan Solikhah, drh., M.Si.

Referensi terkait tulisan di atas:

http://jddtonline.info/index.php/jddt/article/view/5181

Safira, A., Savitri, S. L., Putri, A. R. B., Hamonangan, J. M., Safinda, B., Solikhah, T. I., Khairullah, A. R., Puspitarani, G. A. (2021). Review on the pharmacological and health aspects of Hylocereus or pitaya: An update. Journal of Drug Delivery and Therapeutics, 11(6): 297-303.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp