15 Srikandi Airlangga Bantu Realisasikan Gudang Peluru Jadi Tempat Wisata

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Selain menjadi organisatoris, 15 Ksatria Airlangga yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Midwifery (Himawary) atau Kebidanan UNAIR berhasil menerima dana hibah Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) sejumlah 35 juta rupiah.

Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). PHP2D ini sengaja menyasar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Lembaga Eksekutif Mahasiswa.

Dalam program itu, Tim Himawary mengajukan proposal kegiatan dengan judul Revitalisasi ‘Sentra Mandiri Kedung Cowek’: Audiensi Benteng Wisata Gudang Peluru, Agroteknologi, Dan Posyandu Maternal-Lansia Berbasis Neurolinguistik Terintegrasi Hybrid System. Menurut Binar Choirun Najmi selaku ketua tim, Gudang Peluru di Kedung cowek Surabaya yang merupakan peninggalan zaman Belanda sangat berpotensi sebagai tempat wisata. Namun statusnya hingga kini masih sebatas wacana pemerintah yang dijanjikan sebagai cagar budaya.

“Kami melihat ketidakteraturan dari tempat ini mulai dari kubangan air menyerupai danau dipenuhi lumut, jalananan cukup berlumpur, dan rumput liar meninggi, sampah dimana mana, lahan luas, dan gedung tidak terawat. Padahal jika dimanfaatkan bisa menjadi tempat wisata seperti vibes di tempat wisata Tamansari Yogyakarta,’’ jelas Binar.

Bangunan Benteng Kedung Cowek. (Foto: travelingyuk.com)

Keresahan serupa juga tertuju bagi semua penduduk setempat. Pak Supono selaku ketua RW membeberkan bahwa wacana wisata dan kerja sama antara TNI AD dan kementerian pariwisata belum kunjung menemukan titik terang.

Senada dengan program Sandiaga Uno, tim meyakini jika ditekuni potensi Gudang Peluru tersebut bisa berbuah maksimal. Salah satunya dapat mendongkrak peluang pasar, dan akselerator program peningkatan kuantitas pariwisata potensial domestik.

Sementara dalam hal agroteknologi, tim berupaya membantu pelatihan pengaliran air sungai.

“Mengacu pada program holistik yang artinya tidak hanya terpaku pada satu aspek. Jadi berdasarkan observasi kami, sawah di sana (Kedung Cowek, Red) menyedot air sungai kemudian dialirkan ke sawah dengan bantuan truk dan cost-nya mahal.  Hal itu karena saluran airnya dari bawah ke atas otomatis tidak bisa buat pengaliran,” papar Ardelia Bertha selaku Ketua Hima Kebidanan yang sekaligus terlibat sebagai anggota tim.

“Kami merencanakan adanya saluran gabungan antara sungai dan sawah. Sehingga tidak hanya mengandalkan air hujan dan tidak perlu menyewa truk angkut air lagi,” imbuhnya.

Selain aspek lingkungan dan ekonomi, lebih lanjut tim juga berupaya menjawab keresahan lainnya seperti kesehatan mengenai kesadaran pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dengan dukungan neurolinguistik yaitu mengintegrasikan bahasa dan logika otak.

Ketua Hima Kebidanan menyampaikan harapannya agar Surabaya bisa menambah ikon budaya.

“Meskipun pandemi belum berakhir kami harap bisa menuntaskan tanggungjawab ini sehingga terciptanya ikon budaya di Surabaya bernuansa sejarah, serta permasalahan penyerta lainnya,” pungkas Ardhel.

Penulis : Viradyah Lulut Santosa

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp