Cerpen

Ilustrasi
Cerpen

Pemilu (Bagian I)

Kalau bagimu kata itu belum terasa sedih, bersedihlah tapi bukan untuk sedih itu sendiri. Tapi, bersedihlah untuk merenungkan sampai hari ini, apakah sudah pantas kita tidak merasa sedih tentang diri kita sendiri ?

Read More »
kumparan com
Cerpen

Ibu Pertiwi dan Aku Lahir Tepat di 2030 (Part II)

Si suami yang hanya punya simpanan sedikit, tak pelak harus menghutang ke salah seorang temannya dengan bunga yang fantastis. Padahal, si suami bilang ia mengambil hutang dari kakaknya. Tak salah, tapi nyatanya si kakak adalah penjilat yang tak kenal ampun kepada siapapun juga. Termasuk ke adiknya sendiri.

Read More »
Ilustrasi
Cerpen

Cinta dalam Berzakat I

Baginya, selagi ada yang masih bisa digunakan untuk berbagi, ia akan berkeras untuk berzakat. Walau ia sendiri adalah fakir miskin penerima zakat.

Read More »
Ilustrasi
Cerpen

Agamaku, Surga-Neraka dan Puasaku III

Dua kalimat syahadat saja aku tak benar-benar serius. Aku tak bisa berbahasa Arab, akupun tak mampu membaca samudera luas yang bernama Al-Qur’an itu. Sholatku hanya sebatas ritual, doaku adalah rengekan rapal yang tak jarang hanya sekedar kulafalkan tanpa arti. Dan ketika kuketuk pintu di dalam hatiku, aku jadi sangat ragu.

Read More »
Ilustrasi
Cerpen

Agamaku, Surga-Neraka dan Puasaku II

Alasanku masih memegang agama adalah untuk menuju pada ketenangan diri. Aku yakin Islam adalah pintu selamat, pintu ketenangan, keteduhan dan kasih sayang. Di dalam ketenangan itulah aku menemukan surga. Dan di dalam kasih sayanglah, aku menemukan bidadari-bidadari yang sedang merayu, menggoda dan membawaku pada kepuasan rohaniah imajiner yang tiada ukurnya.

Read More »
Ilustrasi Merdeka.com
Cerpen

Agamaku, Surga-Neraka dan Puasaku I

Aku sama sekali merasa lepas dari upaya untuk baik seperti mereka. Diriku tak punya apa-apa. Tak punya ulama untuk ku bela, dan tak punya hafalan Al-Qur’an yang bisa kubanggakan. Hingga aku tak berkesempatan untuk membela ulama’ maupun merasa ternistakan oleh orang yang memelintir kitab suci itu.

Read More »
Ilustrasi
Cerpen

Jangan Tersandera Part II

Di sebuah mimbar, seorang Kyai ditanya seorang jamaahnya. Jamaah yang bertanya ini adalah seorang warga dari desa Selo. Ia sendari ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Read More »