Bahaya Mana TBC atau Covid-19? Pakar UNAIR Berikan Jawaban!

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Memiliki cara penularan, gejala, dan penanggulangan yang mirip dengan Covid-19, TBC atau yang sering disebut paru-paru basah oleh masyarakat awam kembali menjadi perbincangan. Oleh karena itu, Dr Soedarsono dr SpP(K) menjawab keresahan masyarakat mengenai TBC dan Covid-19 melalui acara Tuberkulosis (TBC) Vs Covid-19 – Bahaya Mana? oleh Dokter UNAIR TV Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR), Jumat (25/3/2022)

TBC Vs Covid-19

“(Covid-19 dan TBC) sama-sama punya daya tular yang cukup tinggi,” jelas Dr Soedarsono. Menurutnya, baik pasien TBC maupun Covid-19, angka pasien tertingginya berada pada usia produktif.

“Covid-19 itu penyakit yang sifatnya akut, sedangkan TBC itu sifatnya kronis,” jelas Dr Soedarsono. Hal ini dikarenakan jika melihat angka mortalitas, kematian akibat TBC lebih besar persentasenya. “Kematian TBC itu sebesar 10,8 persen. Sedangkan Covid-19 hanya 2,6 persen,” pungkas Dr Soedarsono.

Dr Soedarsono menambahkan, persentase kematian TBC tersebut adalah TBC yang tidak kebal obat. Sedangkan TBC yang kebal obat memiliki persentase kematian 18 persen. Oleh karena itu, baik TBC maupun Covid-19 sama-sama perlu diwaspadai.

TBC Kebal Obat

Dr Soedarsono menyampaikan bahwa yang dimaksud TBC kebal obat adalah ketika virus Mycobacterium tuberculosis yang menjadi penyebab penyakit TBC tidak mati meskipun terkena obat. Ada dua macam penyebab TBC kebal obat terjadi, faktor primer yaitu ketika seseorang tertular dari pengidap TBC kebal obat, sedangkan faktor sekunder adalah pengidap TBC yang putus obat ataupun meminum obat secara tidak teratur yang berdampak pada mutasi virus.

Dampak Negatif Covid-19 pada Sektor Penanggulangan TBC

Dr Soedarsono mengungkapkan, adanya Covid-19 ternyata berdampak negatif pada penanggulangan TBC di Indonesia. Menurutnya, banyak seseorang yang merasakan gejala TBC tetapi takut pergi ke fasilitas kesehatan karena takut dinyatakan mengidap Covid-19. Mengingat, gejala kedua penyakit ini mirip dan sanksi sosial yang tinggi. Sehingga kebanyakan, pengidap Covid-19 memilih mengobati sendiri sakitnya di rumah.

Selain itu, banyak pengidap TBC yang takut kontrol karena takut tertular Covid-19 sehingga putus berobat. Oleh karena hal itu, temuan TBC di Indonesia berkurang padahal sebenarnya masih banyak. Padahal, pengidap TBC harus mendapatkan pengobatan yang teratur agar tidak memperparah kondisi dan menularkan kepada khalayak yang lebih luas.

Dampak Positif Covid-19 pada Sektor Penanggulangan TBC

Meski memberikan dampak negatif, nampaknya Covid-19 juga memberikan dampak positif bagi sektor penanggulangan TBC. Dr Soedarsono menjelaskan bahwa strategi penanggulangan Covid-19 berupa protokol kesehatan bisa juga diaplikasikan pada strategi penanggulangan TBC. 

Selain itu,  Dr Soedarsono mengungkapkan, meskipun secara teori orang mengidap TBC memiliki kepekaan terpapar Covid-19, faktanya di Surabaya sendiri tidak banyak orang mengidap TBC yang terpapar Covid-19. Hal ini dimungkinkan karena pengidap TBC sudah terbiasa dengan protokol kesehatan bahkan sebelum Covid-19.

TBC pada Anak

“Anak-anak itu biasanya rentan terkena (TBC, Red), tetapi potensi menularnya sedikit,” jelas Dr Soedarsono. Hal ini dikarenakan, anak-anak pengidap TBC memiliki jumlah virus yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang dewasa sehingga kemampuan menularkan kepada orang lain lebih kecil.

2030 Bebas TBC

Menjadi negara endemik TBC yang menduduki peringkat ketiga di dunia, pemerintah Indonesia menargetkan TBC di Indonesia tereliminasi pada tahun 2030. Dr Soedarsono menilai, hal tersebut realistis terjadi dengan syarat masyarakat harus mewaspadai TBC. Seperti mewaspadai Covid-19 dan penanggulangan TBC harus melibatkan seluruh sektor layaknya penanggulangan Covid-19. “Saya optimis (2030 bebas TBC, Red), asal itu tadi (syarat terpenuhi, Red),” pungkas Dr Soedarsono. (*)

Penulis : Tristania Faisa Adam

Editor : Binti Q Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp