Cerita dua Mahasiswa Asing UNAIR Telusuri Sejarah Surabaya
UNAIR NEWS – Bagi setiap orang, berada di lingkungan baru pasti menyisakan sebuah cerita dan pengalaman. Seperti halnya dirasakan Abu Bakar Tarawelly dan Kwayt Nandar Myo Thein. Keduanya merupakan mahasiswa internasional Universitas Airlangga.
Pada awal-awal berada di Surabaya, Abu begitu terkesan dengan keramahan dan kehangatan masyarakat. Meski berasal dari luar negeri, ia merasa dekat dan bersahabat dengan masyarakat Kota Pahlawan.
“Makanan (kuliner khas Kota Surabaya, Red) di sini juga sangat lezat,” ungkapnya.
Abu bercerita makanan di Kota Surabaya begitu bervariasi dan unik, sangat berbeda dengan makanan di daerahnya, Sierra Leone, Afrika Barat. Itu membuatnya sangat terkesan dan menjadi pengalaman yang menarik.
Telusuri Sejarah Surabaya
Abu juga berkesempatan mengenal lebih jauh kesejarahan kota ber-ikon hewan hiu dan buaya ini. Melalui City Tour yang diadakan Airlangga Global Engagement (AGE) pada Minggu (20/3/2022), Abu bersama mahasiswa internasional lainnya berkeliling Surabaya.
Mahasiswa magister program studi epidemiologi itu juga merasa begitu senang mendapatkan kesempatan belajar kesejarahan langsung di tempat-tempat ikonik Kota Surabaya. Bersama mahasiswa lain asal Malaysia, Myanmar, Afrika, Tanzania, Ethiopia, Bangladesh, dan Tanzania, Abu mengunjungi tempat bersejarah Kota Surabaya.
“Saya sangat suka di Monumen Tugu Pahlawan. Itu tempat favorit saya,” katanya.
Menurut Abu, bangsa Indonesia memiliki sejarah perjuangan yang heroik. Terutama perjuangannya saat meraih kemerdekaan. Ia juga menjadi tersadar bahwa sangat penting bagi generasi muda untuk menghargai, mempelajari, dan mewariskan perjuangan para pahlawan.
“Justru, inilah yang saya rasa perlu (sejarah bangsa) untuk diajarkan di negara manapun,” katanya.
Seperti halnya dengan Abu, Kwayt Nandar Myo Thein juga merasa sangat menikmati penelusuran sejarah Kota Surabaya melalui City Tour tersebut. Mahasiswa asal Myanmar itu juga senang saat di Monumen Tugu Pahlawan.
“Saya sangat senang ketika mengunjungi Klenteng Sanggar Agung di Kenjeran,” ungkapnya.
Rindang dan Hijau
Mahasiswa program ilmu politik, fakultas ilmu politik dan ilmu sosial (FISIP), itu juga sangat terkesan dengan penghijauan di Kota Surabaya. Banyak taman dan tempat rindang di tengah kota. Itu sangat membuatnya takjub. Mengingat, Kyawt juga merupakan seorang aktivis lingkungan yang peduli dengan penghijauan di perkotaan.
“Surabaya merupakan kota yang rindang. Dan, cukup banyak penghijauan di sini. Saya sangat menyukainya,” ucap Kyawt.
Penulis: Cysakaren Diva Pratiwi
Editor: Feri Fenoria
Baca juga: