Trending Serial Layangan Putus, Ini Tanggapan Pakar Sosiologi Keluarga UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by CNN Indonesia

UNAIR NEWS – Akhir-akhir ini, Serial Layangan Putus banyak menyita perhatian masyarakat. Serial yang menceritakan perselingkuhan dalam rumah tangga itu menghangat di berbagai kanal media sosial. Menanggapi hal itu, Prof. Dr. Sutinah, Dra., M.S., dosen sosiologi keluarga UNAIR ingin memfokuskan pada perempuan agar berdaya dan pandai membaca tanda-tanda.

Menurut Sutinah dalam mempertahankan perkawinan pasca perselingkuhan yaitu perlunya membangun trust kembali. Meskipun itu bukan hal yang mudah dilakukan bagi perempuan yang ‘tersakiti’. Tidak hanya itu, sambungnya, berbicara soal tatanan sosial, pihaknya menyebut ideologi patriarki masih mengental di masyarakat.

“Suatu konstruksi sosial yang menganggap perempuan lemah dan mudah disakiti laki-laki, terlebih perempuan kerap ditempatkan di subordinat artinya hanya bisa patuh, padahal perempuan berhak mendapatkan kesempatan untuk membela diri,’’ terang Guru Besar FISIP UNAIR pada Rabu (5/1).

Prof. Dr. Sutinah, Dra., M.S., Dosen Sosiologi Keluarga UNAIR. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Prof. Sutinah juga menambahkan contoh ketika laki-laki gajinya oke, cakupan pergaulannya luas, ia merasa mampu, dan tak segan mencoba selingkuh. Disitu peran perempuan harus bisa membaca tanda-tanda.

“Melek diselingkuhin, yang biasanya pulang kantor jam segini, yang biasanya cara berpenampilannya begini tiba-tiba trendy, dan keperbedaan lainnya yang menonjol dari keseharian,’’ ujar Prof. Sutinah. “Itu perempuan harus berani dalam menghadapi situasi ini, berani mengungkap bahwa perselingkuhan itu termasuk tindakan menyimpang,’’ imbuhnya.

Lebih lanjut, ia juga mengungkap bahwa seseorang yang pernah selingkuh berpotensi selingkuh lagi.

“Sama dengan orang yang melanggar aturan lalu lintas, dalam sosiologi sebuah perilaku menyimpang itu menguntungkan. bisa menguntungkan dari sisi waktu. Nah, perselingkuhan bisa menikmati sesuatu, tidak harus melulu soal seksual lo ya,’’ tegas Prof. Sutinah.

Prof. Sutinah juga mengungkap alasan perempuan yang kerap mempertahankan rumah tangga pasca diselingkuhi berkali-kali. Menurutnya, sebagian besar karena faktor ekonomi yang masih bergantung pada laki-laki. 

“Saya kira keluarga itu perlu membangun bahagia setara, pekerjaan domestik tidak harus semua dikerjakan perempuan, hanya di rumah saja, performanya jadi tidak karuan, kemudian laki-laki jadi pergi, mencari tempat idaman yang lain,’’ tandasnya.

Sebagai penutup, ia menekankan kembali bahwa perempuan itu harus berdaya dan berhak hadir di ruang publik serta melek literasi agar tidak mudah dibodohi. 

Penulis: Viradyah Lulut Santosa

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp