Prof Alfiah Hayati Inovasikan Produk Suplemen Pakan Ikan yang Ramah Lingkungan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dr. Alfiah Hayati, M.Kes., saat dikukuhkan menjadi guru besar pada Rabu siang (8/12/2021). (Foto: Agus Irwanto)

UNAIR NEWS – Pakar Fisiologi Hewan Prof. Dr. Alfiah Hayati, M.Kes., dikukuhkan menjadi guru besar pada Rabu siang (8/12/2021). Telah mengabdi di UNAIR selama lebih dari 30 tahun, penelitian guru besarnya adalah terkait inovasi suplemen pakan ikan. Inovasi yang ia canangkan adalah bagaimana suplemen tersebut dapat menjadikan ikan tetap aman dikonsumsi, sekalipun ia sudah terkontaminasi polusi mikroplastik. Konseptasi ramah lingkungan ini demi berkontribusi dalam perwujudan arah gerak pembangunan berkelanjutan.

Dalam pidatonya Prof Alfiah mengatakan, bahwa air yang tercemar polusi dapat berpengaruh ke dalam biota ikan. Jenis polusi air yang paling berbahaya kali ini adalah sampah plastik. Mantan Kepala Program Studi Biologi FST UNAIR itu menjelaskan bahwa plastik di dalam sungai dapat terdegradasi dalam waktu tertentu menjadi partikel-partikel yakni mikroplastik.

“Hampir ¼ dari jumlah ikan yang ada terkontaminasi mikroplastik. Bahaya dari partikel mikro ini adalah komponen kimiawinya mudah sekali mengikat polutan-polutan lainnya seperti logam berat. Apabila dikonsumsi, pasti memiliki konsekuensi kesehatan yang buruk bagi manusia,” ujar alumni doktoral UGM itu.

Oleh karena itu, perlu diintroduksi suplemen yang ramah lingkungan dalam pemberian pakan ikan-ikan yang berkemungkinan besar telah terkontaminasi. Inovasi Prof Alfiah berkutat pada adanya probiotik yang berkonsorsium bakteri genus lactobacillus. Dari sini, ditemukan bahwa memasukkan suplemen berbahan dasar bakteri tersebut dapat menetralisir senyawa logam berat dalam ikan, meningkatkan imunitas dan gizi ikan, bahkan mengurangi potensi kematian dari ikan itu sendiri. Tak hanya itu, suplemen pakan yang berasal dari tumbuhan herbal juga dapat berfungsi sebagai netralisir bahan pencemar. Tanaman seperti kangkung air dan umbi lapis adalah beberapa contohnya karena mengandung senyawa fitokimia.

“Aplikasi dari kedua penelitian ini dapat dikombinasikan menjadi suplemen pakan ikan yang efektif untuk meramahkan lingkungan, terutama untuk konteks air tambak yang tercemar,” ujarnya.

Ada tiga kombinasi inovasi yang telah diuji oleh laboratorium dalam pemaparan Prof Alfiah. Pertama adalah kombinasi pakan pellet dan probiotik asam laktat (bakteri lactobacillus) untuk agen toleransi terhadap stress oksidasi bahan beracun. Kedua, kombinasi probiotik dan Vitamin C untuk memperbaiki kualitas produk air yang tercemar. Ketiga, tanaman herbal dan tanaman obat untuk sumber antioksidan sebagai netralisir bahan beracun.

Penulis: Pradnya Wicaksana

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp