UNAIR NEWS – Nursepreneur merupakan istilah baru dalam mempopulerkan entrepreneurship yang dikaitkan dengan perawat atau dunia keperawatan. Seiring dengan gencarnya program gerakan nasional kewirausahaan pada masyarakat luas, kalangan kampus adalah salah satu sasarannya. Para calon intelektual yang tengah dalam studi berusaha dikenalkan pada dunia wirausaha.
Oleh karenanya, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (FKp UNAIR) mengadakan kuliah tamu bertajuk “Peluang Usaha dibidang Keperawatan” dengan menghadirkan Ns. Ahmad Hasyim Wibisono, M. Kep., M. Ng., Sp. Kep. MB sebagai pemateri. Kuliah tamu itu diadakan pada Kamis siang (18/11/2021) via Zoom meeting dengan dihadiri oleh mahasiswa FKp seluruh angkatan serta sejumlah dosen.
Selaku founder Pedis Care Pusat Perawatan Luka, Hasyim -sapaan karibnya- mengungkapkan bahwa menurutnya kewirausahaan atau entrepreneurship adalah suatu keniscayaan pada zaman sekarang. Dimana sekarang berbagai fenomena yang terjadi baik positif maupun negatif menjadikan kewirausahaan menjadi suatu kewajiban yang harus dikembangkan sebagai bagian dari profesi keperawatan.
“Beda dengan zaman saya dulu tahun 2009 saat baru lulus ners, tidak ada pikiran dan masih sangat asing tentang kewirausahaan di bidang keperawatan,” ungkapnya yang juga sebagai alumni program master di Flinders University.
Selanjutnya, ungkap Hasyim, calon wirausahawan dapat menggabungkan antara praktik mandiri keperawatan dengan value of entrepreneurship sehingga dapat menghasilkan suatu formulasi bisnis yang dinamis, kreatif, dan adaptif dengan dinamika yang terjadi pada saat ini.
“Saya rasa teman-teman yang praktik mandiri sudah sangat banyak, jadi tinggal menggabungkan antara praktik mandiri keperawatan dengan value of entrepreneurship, sehingga keperawatan dapat semakin berkembang,” ungkapnya yang sebagai dosen di Universitas Brawijaya itu.
Lebih lanjut Hasyim menjelaskan bahwa potensi untuk mengembangkan kewirausahaan di bidang keperawatan sangat besar dan luas, karena semua lapisan masyarakat membutuhkan pelayanan keperawatan, sehingga sebagai perawat sebaiknya dapat menangkap peluang tersebut.
“Membuka suatu wirausaha harus bermula dari identifikasi masalah, seperti bisnis kami Pedis Care Malang ini dilatar belakangi karena rata-rata progres luka itu lama dan memburuk,” tuturnya.
Menurutnya ada empat hal yang perlu dikembangkan dalam membangun bisnis, terutama bisnis pelayanan, yaitu:
Memiliki Jiwa Pantang Menyerah, Pekerja Keras, Kreatif, dan Tidak Mudah Gengsi
Berdasar pemaparannya, sekitar 85%-90% para startup gagal di tahun pertama sebab mereka tidak mampu mempertahankan produknya. Selalu melakukan evaluasi diri dan produk serta merencanakan teknik marketing yang baik adalah salah satu solusi yang dapat diterapkan.
“Jika kita yakin karya kita adalah produk original hasil pemikiran kita dan juga memiliki kualitas baik maka jangan mudah menyerah pada tahun pertama,” ungkapnya.
Jadilah Ahli dalam Bidang yang Ditekuni
Menurutnya sebagai pendiri harus yang paling ahli dan paling menguasai bidang tersebut, karena seiring berjalannya waktu akan ada staf atau tim yang harus dikelola. Sehingga jika pendiri tersebut menjadi kunci, maka akan menjadi pondasi yang kuat.
“Apa jadinya jika staf lebih ahli daripada atasannya?,” ungkapnya dengan tersenyum simpul.
Informasikan kepada Publik pada Setiap Progres yang Dibuat
Era sekarang adalah era digital dan media sosial, sehingga permainan disini harus baik, selain bertujuan untuk branding dan marketing, juga bertujuan untuk menginspirasi seperti menyebar berita bagus kepada sejawat dan masyarakat.
“Kita coba share inspirasi, semangat, dan motivasi sehingga mereka dapat tercerahkan. Secara tidak langsung itu bisa branding juga,” tandasnya.
Jangan Bergerak Diluar Kewenangan
Menurut Hasyim, calon wirausahawan harus paham betul dengan aturan main bisnis jasa yang sedang dijalankan. Hal itu seperti aspek legal dan formal terutama permenkes tentang praktik keperawatan.
“Saat main dibidang jasa, maka hal ini harus benar-benar diperhatikan,” tegasnya.
Di akhir, Hasyim memberi kesimpulan bahwa perawat tidak harus bekerja di rumah sakit, puskesmas, maupun instansi lain. Namun, harus lebih berpikiran terbuka dan tidak menolak peluang yang ada.
Kuliah tamu yang dihadiri kurang lebih 450 peserta ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan doa penutup, antusiasme peserta sangat terlihat saat sesi diskusi tanya jawab. Sebagian besar mereka menanyakan permasalahan berdasarkan pengalaman yang pernah mereka alami.
Penulis: Adelya Salsabila Putri
Editor: Khefti Al Mawalia