Bagaimana Strategi Bisnis yang Kompleks Berdampak pada Keterbacaan Laporan Tahunan?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh wicaksana.co.id

Perusahaan wajib mempublikasikan laporan tahunan dengan klasifikasi konten menurut Peraturan OJK Nomor 29/POJK.04/2016 dalam dua kategori yaitu pengungkapan naratif dan pengungkapan kuantitatif. Informasi naratif mewakili bagian utama dari pengungkapan, dengan rata-rata 80% dibandingkan dengan laporan lainnya, yang terdiri dari angka dan representasi pengungkapan kuantitatif (Lo, Ramos dan Rogo, 2017). Dalam menyiapkannya, manajer memiliki keleluasaan dalam bahasa dan gaya penulisan dalam narasi mereka tentang konteks mana yang harus ditekankan (Loughran dan McDonald, 2014). Menurut Li (2010) narasi tekstual tidak terstruktur dalam laporan tahunan menunjukkan ketidakberesan, ambiguitas dan oportunisme manajerial. Selain itu penelitian sebelumnya telah menunjukkan beberapa faktor yang dapat menjelaskan variasi keterbacaan laporan tahunan, seperti kinerja perusahaan, manipulasi laba, peraturan pelaporan keuangan dan pengungkapan bursa yang ketat.

Beberapa penelitian menunjukkan factor-faktor yang dapat menjelaskan variasi keterbacaan laporan tahunan, seperti kinerja perusahaan, manipulasi laba, peraturan pelaporan keuangan dan pengungkapan bursa yang ketat (Ajina, Laouiti dan Msolli, 2016; Lang, M., 2015; Feng Li., 2008; Lo et al., 2017; Lundholm, RJ, R. Rogo, 2014). Meskipun penelitian ekstensif dilakukan dalam menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi keterbacaan laporan tahunan, sejauh mana strategi bisnis sebagai faktor untuk mempengaruhi keterbacaan laporan tahunan hanya memiliki sedikit perhatian. Menurut kesadaran penulis, saat ini, hanya dua penelitian yang membahas hubungan antara strategi bisnis dan keterbacaan laporan tahunan. Penelitian yang dilakukan oleh Lim, Chalmers dan Hanlon (2018) menunjukkan bahwa strategi bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterbacaan laporan tahunan. Mereka juga menemukan hubungan antara strategi bisnis dan keterbacaan laporan tahunan tidak sensitif terhadap kinerja laba.

Penelitian ini menyelidiki apakah strategi bisnis menjelaskan variasi keterbacaan laporan tahunan di Indonesia. Karena strategi bisnis perusahaan mempengaruhi lingkungan informasi, kinerja, dan insentif manajer untuk mengungkapkan informasi, (Zhang, 2016), penelitian ini menduga bahwa strategi bisnis akan terkait dengan keterbacaan laporan tahunan. Selain itu, pengukuran strategi bisnis tingkat perusahaan di Indonesia belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga penelitian ini lebih menarik untuk mengungkap hubungan antara strategi bisnis dan keterbacaan laporan tahunan.

Metode dan Hasil Penelitian

Saya bersama Syaskiah Rizky Hernanda telah melakukan pengujian untuk mengetahui hubungan antara strategi bisnis dan keterbacaan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel 681 firm-year observasi dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara tahun 2006 dan 2017 untuk skor strategi bisnis 2010-2017. Data diolah menggunakan ordinary least square regression untuk menetapkan hasil analisis. Dalam hal ini, kami secara khusus mengeksplorasi keterbacaan MD&A perusahaan dengan strategi prospector dan defender. Menurut Miles et al. (1978), perusahaan dengan strategi prospector berorientasi pada inovasi. Mereka berpotensi meningkatkan kompleksitas operasional dan ketidakpastian lingkungan karena sifat penelitian dan pengembangan yang berisiko dan perubahan konsumen yang tidak dapat diprediksi, menghasilkan pengungkapan yang lebih kompleks dan insentif yang lebih tinggi untuk mengaburkan informasi. Sebaliknya, defender adalah perusahaan yang mengejar strategi hemat biaya yang lebih stabil. Defender kurang terdampak oleh kompleksitas operasi, ketidakpastian lingkungan dan kegagalan mahal, sehingga pengungkapan kurang kompleks dan insentif yang lebih rendah untuk mengaburkan informasi.

Hasil peneltitian menunjukkan bahwa strategi bisnis dan keterbacaan laporan tahunan di Indonesia memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Mengikuti studi sebelumnya, perusahaan dengan prospector (defender) memiliki laporan tahunan yang kurang (lebih) mudah dibaca. Perusahaan dengan skor strategi bisnis yang lebih tinggi memiliki kinerja yang baik, mereka akan menghasilkan keterbacaan laporan tahunan yang kurang mudah dibaca (Miles dan Snow, 1978). Menurut teori organisasi, prospektor lebih inovatif, sehingga rasional untuk menyatakan bahwa perusahaan prospektor berhati-hati untuk tidak mengungkapkan informasi yang akan membahayakan keunggulan kompetitif mereka, yang menyebabkan keterbacaan yang relatif buruk (Miles dan Snow, 1978).

Pengujian tambahan juga dilakukan untuk melihat pengaruh strategi bisnis ketika berinteraksi dengan kinerja perusahaan (diproksikan dengan return on asset) terhadap keterbacaan laporan tahunan. Hasilnya menunjukkan bahwa ketika sebuah perusahaan dengan strategi yang lebih kompleks memiliki kinerja yang lebih tinggi, menghasilkan keterbacaan yang lebih rendah. Zhang (2016) menemukan bahwa strategi prospector dikaitkan dengan kinerja organisasi yang buruk. Dalam kasus di mana prospektor memiliki kinerja yang lebih baik, adalah rasional untuk berpendapat bahwa manajer juga dapat mengaburkan informasi untuk melindungi keunggulan kompetitif mereka karena prospektor lebih inovatif.

Penulis: Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://yadda.icm.edu.pl/baztech/element/bwmeta1.element.baztech-4a72944d-a1ac-43ad-ab06-08a07d64e23e Hernanda, S. R., & Nasih, M. (2020). The impact of complex business strategy on annual report readability. Polish Journal of Management Studies22(1), 169–185. Doi:10.17512/pjms.2020.22.1.11

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp