FTMM UNAIR Berikan 100 Filter Air Atasi Kualitas Air di Trenggalek

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Melihat kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan air bersih,  tim pengabdian masyarakat Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga (FTMM UNAIR) bekerja sama dengan PT. IITOYA melakukan kegiatan sosialisasi mengenai parameter kualitas air dan pentingnya air bersih, serta pemberian filter air yang disertai dengan pelatihan cara pemakaian dan perawatan pada akhir bulan lalu (31/8/21). Kegiatan itu dilaksanakan di Desa Jatiprahu, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek. 

Chandrawati Putri Wulandari, S.T., M.T., MBA., Ph.D selaku Koordinator Program Studi Teknik Industri mengatakan bahwa Desa Jatiprahu, Kabupaten Trenggalek  merupakan salah satu daerah yang memiliki air tanah dengan kandungan kapur berlebih. Selain memberikan sosialisasi, tim Pengmas juga memberikan 100 filter air untuk digunakan di desa tersebut. Tidak hanya itu, tim pengabdian masyarakat FTMM juga melakukan riset yang diharapkan hasilnya dapat memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat luas. 

“Kami mendapatkan kesempatan di Desa Jatiprahu ini dan kebetulan ada penelitian kami atau produk kami yang berkaitan dengan alat filter air,” ujar Chandrawati.

Sementara itu, Ketua Program Pengabdian Masyarakat Aisyah Dewi Muthi’ah menuturkan bahwa penggunaan air bersih di masyarakat dapat memperbaiki kualitas hidup. “Air bersih dapat mengubah segalanya, adanya akses air bersih dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat,” paparnya.

Ia menekankan bahwa program pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan SDGs poin 6 tentang mendukung ketersediaan dan keberlanjutan akses sanitasi dan air yang layak, dan poin 9 melalui hilirisasi riset berupa filter air dan diserahkan kepada warga ini yaitu membangun infrastruktur yang tangguh, mempromosikan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi.

Menurutnya, kegiatan pengabdian masyarakat itu mendapatkan respon positif dari masyarakat Desa Jatiprahu. Sebab, masyarakat sudah merasakan bagaimana dampak negatif dari penggunaan air yang mengandung kapur berlebih itu. Kepala Desa Jatiprahu, Slamet Riyadi, S. Pd berharap bahwa program pengabdian masyarakat ini akan berkelanjutan dan dapat membantu mengatasi permasalahan air bersih yang ada di Desa Jatiprahu. 

“Harapannya dengan adanya teknologi tepat guna ini, masyarakat kami akan lebih sehat karena mengkonsumsi air yang bersih sehingga juga dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat di sini” pungkasnya.

Penulis: Hanifah Nurroidah dan Miftachul Jannah

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp