Keberhasilan pada Operasi Pasien dengan Kasus SCI

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto CNN Indonesia

Cervical spinal cord injury (SCI) merupakan kondisi yang mengancam jiwa dan  memerlukan intervensi bedah untuk menghindari bencana hemodinamik dan pernapasan.  Jurnal ini menuliskan Tindakan operasi darurat untuk pasien dengan SCI lengkap karena  fraktur serviks yang tidak stabil. Pasien mengalami syok spinal dan henti napas setelah  pemeriksaan radiologi. Stabilitas dicapai di ICU dan pasien langsung dikirim ke ruang operasi.  Pendekatan anterior-posterior adalah dipilih untuk dekompresi dan menstabilkan tulang  belakang leher. 

Cervical spinal cord injury (SCI) dapat memperburuk kualitas hidup pasien karena  dampaknya pada sensorik, motorik, dan fungsi otonom. Peristiwa traumatis akibat kecelakaan  mobil dan jatuh dikatakan menjadi penyebab paling umum dari SCI. Harapan hidup di antara  pasien dengan SCI umumnya lebih rendah daripada populasi normal. Operasi tulang belakang  di Indonesia lebih banyak dilakukan di rumah sakit tersier. Pasien dengan SCI, memerlukan  manipulasi hati-hati untuk menghindari memburuknya cedera. Pasien SCI dengan cedera  serviks berada dalam bahaya ketidakstabilan kardiovaskular dan gangguan pernapasan.  Pembedahan diperlukan segera untuk menghindari komplikasi dan kematian. Artikel ini  menyajikan pengalaman operasi darurat pada pasien SCI karena fraktur serviks yang tidak  stabil di rumah sakit sekunder Surabaya.  

Artikel ini melaporkan adanya pasien wanita berusia 52 tahun yang datang ke rumah  sakit dengan tetraplegia selama 1 jam terakhir sebelum masuk setelah jatuh dari atap rumahnya,  sekitar 4m tinggi. Survei primer terkenal untuk nyeri leher, sesak napas, tanda-tanda syok  spinal dengan tekanan darah 77/46 mmHg, tetraplegia, kulit kepala laserasi pada parietal kanan,  deformitas femur kiri, flaccidsfingter ani, dan tidak adanya refleks bulbokavernosus. NS pasien  sadar penuh selama pemeriksaan. Tekanan darah membaik setelah resusitasi cairan awal dan  memburuk sekitar 2 jam sehingga terjadi vasopresor. 

Hasil CT scan serviks mengungkapkan fraktur pecah dan translasi cedera C5 dan  fraktur split C6. Pasien kemudian diambil untuk MRI serviks dan terjadi Edema sumsum tulang  belakang masif terlihat meluas ke tingkat C2 dan T1 dari pusat cedera. Segi kiri sepihak  dislokasi antara C4 dan C5 diidentifikasi. NS sumsum tulang belakang terlihat tertekuk pada  tingkat. CT scan otak tidak menunjukkan kelainan. Foto rontgen polos menunjukkan fraktur  batang femur kiri. Setelah pemeriksaan radiologis, pasien mengalami apnea dan, oleh karena  itu, diintubasi dan dipindahkan ke ICU.

Pasien dinilai dengan SCI lengkap (ASIA tipe A), cedera translasi C5 (AOSpine C) dan  fraktur split dari C6 (AOSpin A2). Operasi segera pada hari berikutnya (22 jam setelah masuk)  dan hemodinamik stabilitas di ICU tercapai. Gabungan anterior dan pendekatan posterior lebih  disukai untuk pasien ini. Depan korpektomi serviks dan fusi dengan sangkar berongga di C5  dan pelapisan anterior. Setelah pendekatan anterior selesai, pasien diposisikan rawan untuk  laminektomi total C4 dan C5 dan massa lateral sekrup C3, C4, dan C6. Ruptur posterior  ligamen supraspinous dan interspinous ditemukan selama operasi. Evaluasi serviks pasca  operasi menunjukkan hasil yang memuaskan posisi sekrup massa lateral. Pasca operasi Sudut  Cobb dikoreksi menjadi sudut lordotic 17°, sedangkan sebelum operasi adalah sudut kyphotic  19°. 

Artikel ini memperlihatkan keberhasilan yang memuaskan pada operasi pasien dengan  kasus SCI. Operasi langsung dilakukan setelah memulihkan hemodinamik stabilitas dalam  kasus serviks menjadi prioritas. Pertimbangan rujukan dalam kasus tersebut dapat  menempatkan pasien pada risiko kemerosotan. Kehadiran ahli bedah saraf atau ortopedi ahli  bedah yang telah dilatih untuk operasi tulang belakang, bersama dengan ahli anestesi yang  kompeten di rumah sakit sekunder, akan sangat membantu dalam mengobati SCI serviks yang  mengancam jiwa tanpa penundaan lebih lanjut karena waktu tunggu rujukan.  

Penulis : Tedy apriawan, dr., Sp.BS (K) 

Judul dan Link artikel jurnal scopus:

Emergency surgery for traumatic spinal cord injury in a secondary hospital: A case report 

https://surgicalneurologyint.com/surgicalint-articles/emergency-surgery-for-traumatic-spinal cord-injury-in-a-secondary-hospital-a-case-report/

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp