Sustainable Fashion, Konsep Jitu untuk Mengurangi Limbah Tekstil

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Syarifa Yurizdiana, aktivis Zero Waste Indonesia, pada gelaran webinar bertajuk "Sustainable Fashion: Ready, Set, Change!" yang diselenggarakan oleh Departemen Pengabdian Masyarakat BEM KM FPsi UNAIR, Sabtu (14/08/2021).

UNAIR NEWS – Industri tekstil menjadi pemasok kebutuhan sandang masyarakat modern saat ini. Sebagai salah satu industri yang menyediakan kebutuhan pokok masyarakat, industri tekstil dituntut untuk selalu memenuhi permintaan akan produk-produk tekstil sesuai dengan selera maupun tren yang sedang diminati oleh pasar.

Cepatnya perubahan tren dalam industri tekstil salah satunya menyebabkan tingginya limbah yang dihasilkan oleh industri satu ini. Limbah-limbah ini dapat berasal dari proses produksi pakaian itu sendiri maupun pakaian bekas yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Data secara global menunjukkan bahwa sebanyak 92 ton per tahun limbah tekstil dihasilkan. Jumlah ini setara dengan satu truk sampah yang datang ke TPA setiap detiknya,” tutur Syarifa Yurizdiana, aktivis Zero Waste Indonesia, pada gelaran webinar yang diadakan oleh Departemen Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR).

Diana, sapaan akrabnya, juga menjelaskan bahwa secara global rata-rata perempuan menggunakan satu pakaian mereka sebanyak 7 kali. “Kalau memang sampai seperti itu, apakah ini memang salahnya yang memproduksi (marketing) atau memang kitanya sendiri yang secara nggak sadar ternyata nggak puas sehingga terus-terusan untuk membeli baju,” tegas Diana.

Menurut Diana, terdapat beberapa cara untuk mengurangi limbah tekstil di lingkungan. Salah satunya adalah dengan menerapkan konsep sustainable fashion atau fashion berkelanjutan.

“Tujuannya yaitu diusahakan bisa memakmurkan dan memberikan kerugian seminimal mungkin baik dari sisi konsumen maupun produsen. Dan ini tentunya nggak hanya untuk lingkungan kita aja, tapi juga seluruh pihak-pihak yang ada di dalamnya,” jelas Diana.

Menurut Diana, terdapat beberapa kiat-kiat untuk mempraktikkan gaya hidup fesyen berkelanjutan. Simak penjelasan di bawah ini untuk mengetahui lebih lengkap bagaimana cara menerapkannya.

  • Memakai Pakaian Apapun yang Kita Miliki

Cara paling sederhana dan utama dalam gaya hidup fashion berkelanjutan ini adalah dengan menggunakan pakaian apapun yang kita miliki selama masih layak untuk digunakan.

“Ada nggak sih, baju yang udah lama nggak kalian pakai? Apalagi karena pandemi jadi jarang-jarang keluar,” tambah Diana.

  • Meminjam Pakaian

“Hal selanjutnya yang dapat kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan (berpakaian) kita adalah saat kita butuh produk baru, itu sebenarnya bisa loh minjem. Ini adalah konsep yang harus kita normalisasi,” lanjut Diana. Menurutnya, meminjam pakaian bisa jadi salah satu solusi untuk mengurangi kebutuhan akan membeli pakaian baru.

  • Melakukan Tukar-Menukar Pakaian

Diana berpendapat bahwa melakukan tukar-menukar pakaian juga dapat mengurangi kebutuhan-kebutuhan untuk membeli pakaian yang baru. “Kita bertukar baju, dengan siapapun mungkin dengan kakak, teman dekat, tetangga, atau siapapun. Bahkan, kita juga dapat melakukannya dengan orang yang nggak dikenal dan malah itu akhirnya ada mutualisme di sana,” ungkap Diana.

  • Melakukan Thrifting Pakaian

“Ini sebenarnya tukar baju dengan uang, ya. Tapi baju yang digunakan ini adalah baju yang sempat dipake oleh orang sebelumnya,” tutur Diana. Mengingat harga pakaian bekas lebih murah, Diana mengingatkan agar kita tetap mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan kita.

“Coba kita lihat lagi kebutuhan kita. Apakah kita butuh baju ini atau sebenarnya cuman kalap aja karena murah. Kita coba tetap menjadi konsumen yang berkesadaran,” tegas Diana.

  • Membuat Pakaian Sendiri

Menurut Diana, banyak sekali kelebihan dari membuat pakaian sendiri. “Kita bisa milih bahannya dulu, beli bahannya di mana, mau seperti apa modelnya, ukurannya bisa kita sesuaikan, serta kita bisa memberdayakan orang-orang yang paling dekat dengan kita yaitu penjual kainnya dan penjahit di sekitar kita,” ucap Diana.

Sebagi informasi, gelaran webinar oleh BEM KM FPsi UNAIR itu bertajuk Sustainable Fashion: Ready, Set, Change!. Acara diselenggarakan secara daring pada Sabtu (14/08/2021). (*)

Penulis: Agnes Ikandani

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp