Direktur RSUA Tegaskan Komitmen Inovasi Pelayanan Kesehatan di Masa Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Prof. Dr. Nasrudin, dr., Sp.PD-KPTI., FINASIM sebagai direktur RSUA dalam webinar Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) 2021.
Prof. Dr. Nasrudin, dr., Sp.PD-KPTI., FINASIM sebagai direktur RSUA dalam webinar Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) 2021.

UNAIR NEWS – Pandemi Covid-19 yang sudah satu tahun lebih terjadi di Indonesia tentu menjadi tantangan tersendiri bagi setiap rumah sakit, tak terkecuali Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA). Kondisi itu menuntut pihak rumah sakit harus beradaptasi dengan cepat untuk mengambil langkah strategis dalam menangani pasien. Hal itulah yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD-KPTI., FINASIM., sebagai direktur RSUA dalam webinar Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) 2021. 

Prof. Dr. Nasronudin –begitu sapaan karibya– menceritakan bahwa memimpin rumah sakit di tengah pandemi menjadi tantangan tersendiri baginya. Terlebih, pada awal kemunculan kasus tersebut tidak sedikit Tenaga Kesehatan (Nakes) yang merasa ketakutan dan cemas. Melihat hal itu, pihak RSUA mengambil langkah dengan memberikan pendampingan psikolog dan menghadirkan tokoh agama untuk memberikan semangat kepada mereka.

“Berkat kerja sama dengan semua elemen secara nasional dan internasional, RSUA berhasil menduduki posisi kedua sebagai rumah sakit dengan kontribusi nasional terbaik setelah Wisma Atlet dalam penanganan Covid pada awal pandemi lalu,” terangnya pada acara yang berlangsung Senin (02/08/2021).

Pisahkan Layanan

Salah satu kebijakan yang diambil oleh RSUA selama pandemi menurut Prof. Dr. Nasronudin adalah dengan memisahkan semua layanan. Pertama, dia menuturkan bahwa perawatan pasien dibagi menjadi dua tempat, yakni gedung RSUA sebagai pelayanan pasien non-Covid dan Rumah Sakit Penyakit Tropik Infeksi (RSPTI) untuk pelayanan Covid-19.

“Pintu masuk, IGD, tempat parkir dan semuanya kami pisah. Pemisahan itu pada akhirnya membuat masyarakat kembali berbondong-bondong ke RSUA karena tidak perlu takut lagi harus bercampur dengan pasien Covid,” ceritanya.

Tidak hanya itu, direktur sekaligus dokter spesialis penyakit dalam itu mengungkapkan bahwa RSUA juga melakukan inovasi dengan menyediakan Pre-IGD dan Pre-Klinik. Hal itu dilakukan untuk menentukan pasien mana yang harus dibawa ke area Covid dan non-Covid, sehingga diharapkan dapat mengurangi penularan terhadap nakes. 

Sementara itu, terkait fasilitas laboratorium, pihak RSUA juga memisahkan lokasi dengan menjadikan lantai 3 RSUA sebagai tempat lab khusus pasien non-Covid dan lantai 3 RSPTI untuk lab pasien Covid serta tempat penelitian.

“Saat ini, kami juga memiliki 10 kamar operasi dengan pembagian 7 kamar untuk pasien non-Covid dan 3 kamar untuk pasien Covid,” tambahnya.

Lakukan Berbagai Inovasi

Tidak hanya fokus merawat pasien, namun RSUA juga aktif melakukan penelitian dan inovasi terkait bidang kesehatan dan penangan Covid-19. Tercatat, beberapa inovasinya yakni Integrated Digital Design Research Center for Medical (IDIG-RCMED) yang bekerja sama dengan ITS, AIRBILISUN untuk mendeteksi dan terapi hyerbilirubine pada anak, Anjungan Pemeriksaan Kesehatan Mandiri (Self Diagnosis Kiosk) bekerja sama dengan IT Telkom yang bisa memangkas waktu pemeriksaan dari 4 jam menjadi 2 jam, dll.

Di bidang IT sendiri, Prof. Dr. Nasronudin menuturkan bahwa RSUA telah meluncurkan SI Perdana of UNAIR Hospital. Inovasi tersebut, lanjut Prof. Dr. Nasronudin memberikan fasilitas E-Registration, E-Medical Record, E-Laboratory,  E-Radiology, dll.

“Kami akan terus melakukan terobosan inovasi, penelitian, dan pelayanan untuk berkontribusi penuh dalam penanganan pandemi sekarang ini,” tutupnya. (*)

Penulis: Nikmatus Sholikhah

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp