Mahasiswa Vokasi UNAIR Ciptakan Produk Fashion Ramah Tunanetra

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Salah satu produk fashion ramah tunanetra BYEMI dengan simbol bahasa isyarat. (Foto : istimewa)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia kembali menorehkan prestasi di kancah nasional. Kali ini, Tim BYEMI Vokasi UNAIR berhasil lolos pendanaan Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi (PWMV) 2021. Mereka adalah Mayla Rahmawati, Annisa Maulidya, Venta Duvalinda Agahari, Ajeng Dilla Lestari, dan Angga Putra Pratama.

PMWV merupakan salah satu program kompetisi yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi. Program tersebut diharapkan dapat menghasilkan karya kreatif, inovatif dan memiliki peluang usaha yang berguna bagi mahasiswa sedini mungkin.

Mayla Rahmawati Ketua Tim BYEMI menuturkan bahwa PWMV menitikberatkan pada peluang usaha yang berbasis pada permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi masyarakat. Motivasi tim dalam berprestasi adalah ingin menciptakan produk atau karya yang berdampak positif untuk masyarakat luas khususnya para disabilitas.

“Kami kemudian mengikutsertakan ide tersebut ke dalam PWMV. Kami berharap agar jangkauan dari produk kami ini bisa lebih luas dan manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan,” lanjutnya.

Ide produk ‘BYEMI: Adaptive Women’s Fashion Ever’ bermula dari perkembangan model fashion yang adaptif bagi seluruh kalangan menjadi concern utama. Tim berpikir setiap orang berhak dan pasti ingin  memiliki penampilan yang fashionable.

“Oleh karena itu, kami berpikir bagaimana caranya kami menciptakan sebuah produk yang dapat digunakan oleh seluruh wanita termasuk para penyandang disabilitas, sehingga mereka tidak perlu memiliki kekhawatiran lagi dalam mengikuti perkembangan dunia fashion,” jelasnya.

Anggota tim produk ‘BYEMI: Adaptive Women’s Fashion Ever’

Mayla, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa inovasi bisnisnya terletak pada produk baju yang ramah akan disability. Tim menambahkan hidden button sebagai penggunaan bahasa isyarat atau simbol untuk disabilitas.

“Hal tersebut akan berguna untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan bahasa isyarat,” tuturnya.

Hingga saat ini, produk tim sudah siap produksi. Namun karena kondisi pandemi dan kebijakan pemerintah PPKM, proses produksi menjadi terhambat karena ada beberapa bahan produk yang belum bisa dikirim. (*)

Penulis :  Sandi Prabowo

Editor :  Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp