Stunting Maupun Obesitas pada Usia Dini Mempunyai Dampak Negatif Jangka Panjang Terhadap Kecerdasan Anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by KlikDokter

Malnutrisi pada anak dapat bersifat nutrisi kurang (berat badan kurang, gizi buruk, stunting) maupun bersifat nutrisi lebih (berat badan lebih, obesitas). Laporan dari Global Nutrition Report pada tahun 2018 menunjukkan bahwa malnutrisi dalam bentuk stunting dan berat badan lebih dialami oleh lebih dari 189 juta anak di dunia. Uniknya, ketika pada beberapa tahun terakhir ini stunting di dunia menunjukkan angka yang semakin menurun, ternyata pada saat yang bersamaan angka anak dengan obesitas semakin meningkat, terutama pada negara-negara yang sedang berkembang. Kondisi malnutrisi ganda tersebut berpotensi akan mempunyai dampak jangka panjang terhadap kualitas tumbuh kembang anak.

Malnutrisi dalam bentuk stunting pada usia dini telah terbukti akan berdampak jangka pendek (gangguan perkembangan motorik, gangguan perilaku, dan gangguan kecerdasan), jangka menengah (IQ rendah dan buruknya prestasi akademik sekolah), maupun jangka panjang (rendahnya produktivitas kerja dan kualitas manusia). Sedangkan dampak jangka panjang dari malnutrisi dalam bentuk berat badan lebih dan obesitas masih terus diteliti.

Pentingnya monitoring ukuran tubuh anak pada saat usia dini  

Pada berbagai penelitian terungkap bahwa ukuran tubuh anak pada saat usia dini, dalam hal panjang atau tinggi badan terhadap usia, mempunyai keterkaitan dengan beberapa elemen dari fungsi kecerdasan, seperti: daya atensi, kemampuan matematika dan kemampuan bahasa. Selain itu, terungkap juga bahwa penambahan berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala pada masa usia 4 minggu pertama setelah lahir mempunyai keterkaitan dengan nilai IQ pada saat usia 6 tahun. Untuk itulah dipandang sangat penting untuk melakukan kegiatan monitoring ukuran tubuh anak, yaitu untuk berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala, secara rutin dan reguler sejak lahir.

Penelitian membuktikan bahwa perubahan tinggi badan pada usia 6-24 bulan mempunyai kaitan yang positif dengan kemampuan kecerdasan pada saat usia 11 tahun. Dikatakan juga bahwa stunting yang berlanjut sampai tahun kedua kehidupan, mempunyai dampak yang lebih buruk dibandingkan stunting ketika masih pada usia tahun pertama. Peningkatan tinggi badan pada saat usia 4-6 tahun dikatakan mempunyai kontribusi positif terhadap peningkatan fungsi kecerdasan anak. Rendahnya berat badan dan tinggi badan terhadap usia juga terkait erat dengan buruknya prestasi sekolah dan lamanya lulus sekolah.

Kecepatan pertumbuhan tinggi badan antara usia 6-24 bulan pada anak yang mengalami malnutrisi mempunyai dampak yang positif terhadap kecerdasan anak. Untuk peningkatan setiap 1 unit tinggi badan anak sebelum usia 24 bulan mempunyai dampak yang lebih signifikan untuk kemampuan motorik, komunikasi, dan kecerdasan dibandingkan ketika anak sudah melewati usia di atas 24 bulan.

Dampak berat badan lebih atau obesitas terhadap kecerdasan anak

Penelitian tentang dampak anak dengan berat badan lebih atau obesitas terhadap kecerdasan masih lebih jarang dilakukan dibandingkan penelitian tentang dampak gizi buruk atau stunting. Anak dengan berat badan lebih menunjukkan kemampuan motorik kasar yang lebih buruk dibandingkan anak dengan berat badan normal. Penelitian lain juga membuktikan bahwa anak dengan berat badan lebih ini juga mempunyai kontrol fungsi kecerdasan yang lebih buruk. Dengan demikian akan terjadi sebuah “lingkaran” yang saling mempengaruhi dimana anak dengan kontrol fungsi kecerdasan yang rendah akan mempunyai regulasi penggunaan energi yang rendah juga karena jarang berpartisipasi dalam aktivitas fisik, yang berakibat berpotensi menambah risiko untuk mengalami obesitas.

Kekurangan nutrisi dalam bentuk gizi buruk atau stunting dan kelebihan nutrisi dalam bentuk berat badan lebih atau obesitas pada usia dini, ternyata keduanya mempunyai dampak negatif yang sama terhadap kecerdasan anak pada usia yang lebih lanjut. Monitoring ukuran tubuh anak, dalam hal berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala, secara rutin dan reguler, terutama pada usia 2 tahun pertama, merupakan aktivitas yang sangat penting untuk dapat mengetahui adanya masalah sedini mungkin. Penanganan malnutrisi yang dilakukan sedini mungkin akan mempunyai dampak lebih besar terhadap perbaikan elemen kecerdasan anak pada usia selanjutnya.

Penulis: Dr. dr. Ahmad Suryawan, SpA(K)

Informasi detail dari studi ini dapat diakses pada:

A. Suryawan, M.Y. Jalaludin, B.K. Poh, R. Sanusi, V.M.H. Tan, J.M. Geurts and L. Muhardi. Malnutrition in early life and its neurodevelopmental and cognitive consequences: A scoping review. Nutrition Research Review Juni 2021. DOI: https://doi.org/10.1017/S0954422421000159

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp