Simak Pertolongan Pertama pada Kolaps saat Olahraga

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Detik Health

UNAIR NEWS – Peristiwa kolaps saat olahraga menjadi peristiwa krusial yang harus mendapat pertolongan dengan cepat dan tepat agar tidak terjadi kematian. Pakar Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga memaparkan pertolongan pertama yang harus dilakukan pada orang kolaps saat olahraga.

“Kejadian kolaps saat olahraga perlu diberikan pertolongan oleh orang yang berada dekat dengan korban,” terangnya.

Pertama, hal yang harus dilakukan adalah cek kesadaran korban dengan cara melakukan rangsangan memanggil korban atau memberi rangsangan nyeri dilanjutkan dengan memeriksa nadi dan pernapasan. “Pemeriksaan nadi dilakukan dengan meraba nadi pada leher sekaligus melihat, mendengar, dan merasakan hembusan napas korban,” jelas Dr. Andrianto pada Selasa (15/6/2021).

Kedua, jika tidak ada respon dari korban, nadi korban tidak teraba serta tidak ada pernapasan maka segera panggil tim emergensi sambil memberikan bantuan hidup dasar kepada korban. “Bantuan hidup dasar yang dapat diberikan oleh penolong berupa mempertahankan jalan napas agar tidak terjadi sumbatan seperti lidah yang sering jatuh. Caranya dengan menengadahkan kepala, mengangkat dagu, dan mendorong rahang,” jelasnya. Setelah itu lakukan pijat jantung luar dan berikan bantuan pernapasan dari mulut ke mulut atau ke hidung. Jika tersedia alat kejut listrik otomatis, dapat dilakukan tindakan kejut listrik untuk kasus henti jantung akibat gangguan irama pada jantung. Bantuan hidup dasar dilakukan hingga tim emergensi datang.

“Henti jantung dapat reversible apabila ditangani dalam hitungan menit namun apabila terlambat yaitu lebih dari 4 sampai 6 menit maka korban bisa meninggal,” tuturnya. Upaya mencegah episode henti jantung berlanjut menjadi kematian disebut cardio-pulmonary rescucitation (CPR). “Bantuan ini diberikan agar suplai oksigen melaui peredaran darah ke otak, jantung, dan organ penting lainnya dapat diperhatikan,” kata Dr. Andrianto.

Dr. Andrianto mengimbau masyarakat untuk mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan pertolongan pada keadaan darurat. “Pelatihan bantuan hidup dasar yang diselenggarakan organisasi profesi terkait sebaiknya diikuti masyarakat awam karena sangat bermanfaat untuk kegawatan yang memburuhkan pertolongan segera,” tutupnya.

Penulis : Icha Nur Imami Puspita

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp