UNAIR NEWS – Kabar baik datang dari Universitas Airlangga. Kampus yang lahir pada 10 November 1954 itu resmi meraih posisi 465 kampus terbaik dunia. Hal itu resmi diumumkan oleh Lembaga pemeringkatan dunia Quacquarelli Symonds (QS) pada hari Rabu (9/6) dini hari.
Tidak hanya itu, pada level Asia posisi UNAIR menempati urutan 113 kampus terbaik. UNAIR juga menempati posisi 19 kampus terbaik di Asia Tenggara, dan yang juga tidak kalah membanggakan UNAIR menempati posisi 4 kampus terbaik Indonesia.
“Mengikuti perankingan dalam skala dunia, merupakan bukti bahwa UNAIR memiliki rasa percaya diri akan kesiapan data dan pengelolaan yang baik. Perankingan ini juga upaya kami untuk bisa bermanfaat dan kesetaraan kualitas dengan perguruan tinggi di dunia,” ujar Rektor UNAIR Prof. Nasih saat bertemu dengan awak media pada Rabu (9/6) di Aula AMERTA Kampus C.
Dalam kesempatan itu, Prof. Nasih juga menjelaskan bawah capaian itu tidak lepas dari banyak indikator. Pertama, dengan nilai sangat memuaskan untuk academic reputation yakni 310, employer reputation 176, dan faculty/student ratio 356. Selanjutnya, ada tiga lainnya masih jadi pekerjaan rumah yang sedang terus digarap. Yakni, citations per faculty, international faculty ratio, dan international student ratio. Terkait sitasi, dalam dua tahun terakhir terjadi peningkatan publikasi yang luar biasa. Hasilnya akan terlihat pada tahuntahun mendatang.
“Dibanding tahun lalu, academic reputation naik 40 poin, employer reputation naik 96 poin, dan faculty/student ratio naik 47 poin,” papar Prof. Nasih.
Terkait dengan academic reputation, sambungnya, uapaya yang dilakukan dengan berjejaring dengan para akademisi luar negeri. Lewat hal itu, dunia jadi semakin mengenal UNAIR dan dengan menjalin silaturahmi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak itu menunjukkan kesetaraan.
“Kami juga mencanangkan strategi untuk memberikan nilai tambah optimal, khususnya bagi mahasiswa, serta berdampak signifikan baik lokal maupun internasional dengan memanfaatkan teknologi secara maksimal. Ada pula program riset bersama akademisi luar negeri, program profesor, serta menjadi member organisasi kelas dunia, ASEAN, dan Asia. Juga, memegang jabatan strategis dalam organisasi internasional,” jelasnya.
Pada akhir, pihaknya menegaskan bahwa tidak langsung berpuas diri. Ke depan di bawah kepemimpinannya, seluruh civitas akademika UNAIR akan terus berbenah dengan memperbaiki indikator yang masih lemah. Misalnya, sitasi.
“Tahun 2015, publikasi UNAIR hanya 150-an. Sekarang alhamdulillah publikasi Unair sudah mencapai 8.704. Pada 2020 saja, kami menambah sekitar 3.100 publikasi. Lalu, tahun ini hingga Juni 2021, sudah ada penambahan sekitar 800 publikasi. Dengan begitu, kami targetkan posisi Unair bisa naik lagi ke 300 atau 200,” pungkasnya.
Penulis: Nuri Hermawan