Cara Sukses Turunkan Berat Badan Berlebih dengan Diet Sehat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dok. Pribadi

UNAIR NEWS – Dahulu, negara berkembang identik dengan kasus kurang gizi dan negara maju identik dengan kasus berat badan berlebih. Akan tetapi, era globalisasi menyebabkan kasus berat badan berlebih, baik overweight ataupun obesitas, meningkat di beberapa negara berkembang. Seperti Indonesia yang mengalami kenaikan kasus overweight sebesar 5 persen dan obesitas sebesar 11,3 persen dari tahun 2007 hingga 2018.

Dr. Widati, dr., M.Kes, Sp.GK, dosen Gizi Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dalam Podcast Lingua Talks episode 5 (5/5/’21) mengatakan bahwa pola makan yang tidak seimbang menjadi salah satu penyebab masalah di atas. Contohnya seperti makanan yang tinggi gula dan energi (kalori), namun kurang serat dan protein. Ditambah lagi dengan kurangnya aktivitas gerak karena terlalu asyik dengan gadget. Akibatnya, energi yang tidak dipakai diubah menjadi cadangan tubuh berupa lemak dan berpotensi menjadi overweight atau obesitas.

Dokter Widati, nama panggilannya, menuturkan bahwa salah satu cara untuk mengetahui status gizi tubuh kita adalah dengan pemeriksaan antropometri. Pemeriksaan ini diawali dengan mengukur berat dan tinggi badan. Selanjutnya, mencari Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan membagi berat badan (dalam bentuk kg) dengan tinggi badan yang dikuadratkan (dalam bentuk m2).

“Berdasarkan klasifikasi WHO, berat badan ideal memiliki skor IMT berkisar 18,5-25,” tegas dokter kelahiran Ponorogo 55 tahun silam.

Apabila skornya di bawah 18 dikategorikan sebagai kurus, di antara 25-29,9 dikategorikan sebagai overweight, dan di atas sama denggan 30 disebut sebagai obesitas. Namun, pengukuran ini tidak bisa mengetahui berapa presentase air, otot, dan lemak.

Salah satu cara untuk menurunkan berat badan bagi penderita berat badan berlebih adalah dengan mengurangi makan. Akan tetapi, beberapa di antaranya tidak sesuai dengan prinsip kesehatan. Seperti makan dengan porsi yang sangat sedikit atau hanya mengonsumsi makanan tertentu saja. ”Padahal, diet yang benar adalah diet yang sehat dan menyenangkan,” tegasnya di hadapan host, Sophia.

“Apabila seseorang ingin menurunkan berat badannya, maka harus terjadi defisit energi dari kebutuhan normalnya sehari-hari,” sambungnya. Dengan demikian, tubuh akan memecah cadangan menjadi energi.

Lalu bagaimana dengan kebutuhan energinya? Dokter yang suka treavelling ini menjawab bahwa penderita berat badan berlebih harus mencari kebutuhan energi sesungguhnya. Yaitu berat badan ideal dikali dengan kebutuhan aktivitas fisik sehari-hari. Setelah itu dikurangi 500 sampai 1000 kkal dengan minimal asupan energi sebesar 800-1000 kkal per hari.

Sebagai tambahan, berat badan ideal adalah tinggi badan dikurangi 100, lalu dikali 0,9. Untuk kebutuhan aktivitas fisik dibagi menjadi tiga, yaitu  20-25 kkal untuk aktivitas ringan atau tidak ada, 30 kkal untuk aktivitas sedang, dan 35-50 kkal untuk aktivitas berat.

Setelah menimbang jumlahnya, hal yang harus diperhatikan adalah memperhitungkan komponen gizi dalam makanannya. Antara lain karbohidrat sebesar 55 persen, lemak total sebesar 30 persen (dengan lemak tidak jenuh tunggal sebesar 15 persen), protein sebesar 15 persen, dan serat sebesar 20-30 gram. Ingat, kebutuhan cairan juga harus tercukupi, yaitu 8 gelas.

“Apabila dietnya benar, maka berat badan dapat turun sekitar 0,5-1 kg dalam waktu satu minggu,” tutur ibu beranak tiga ini. Tambahnya lagi, diet juga mestinya tidak menimbulkan masalah kesehatan. Dokter Widati juga berpesan untuk tetap berolahraga sembari diet. ”Karena kombinasi keduanya (pola makan yang benar dan olahraga, Red) lebih diutamakan,” tutupnya. (*)

Penulis: M. Gita Jayanata

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp