Dosen UNAIR Kaji Pengaruh Ukuran Induk Ikan Gabus

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh arena hewan

UNAIR NEWS – Seperti yang banyak diketahui, Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu ikan endemik di perairan Indonesia yang populer di beberapa daerah. Sehingga, tingkat konsumsi ikan gabus terus meningkat tiap tahunnya, dimana pada tahun 2016 pemanfaatan ikan gabus dunia dari tambak budidaya sebesar 21.721 ton, dan dari hasil tangkapan alam sebesar 70.802 ton. Itulah sekilas narasi pembuka dari tulisan artikel ilmiah populer Suciyono S.St.Pi.,M.P., yang dimuat dalam laman UNAIR NEWS pada Sabtu (29/4/2021).

Dalam artikel yang bersumber dari jurnal yang berjudul “Differences size of Channa striata broodstock and the number of eggs produced in natural spawning”, Suciyono menjelaskan bahwa Konsumsi ikan Gabus di Indonesia relatif cukup tinggi, terutama di Sumatera Selatan sebagai makanan khas daerah tersebut. Di bidang kesehatan, ikan ini digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka operasi dan luka bakar karena kandungan albuminnya. Selama ini kegiatan penangkapan ikan menjadi penyumbang terbesar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut. Namun demikian, beberapa kegiatan pembesaran telah dilakukan, baik mengandalkan benih dari hasil alam maupun bibit.

“Pembudidayaan ikan gabus telah banyak dilakukan untuk dijadikan calon indukan. Namun, informasi mengenai kriteria induk yang ideal untuk produktivitas benih masih terbatas,” jelasnya

Selain itu, Suciyono menjelaskan produktivitas pemijahan, dapat dilihat dari jumlah total telur matang yang dihasilkan. Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan adalah Gonad Somatic Index (GSI) yang berhubungan dengan ukuran atau berat induk ikan Gabus. Penelitian ini menggunakan tiga kategori ukuran induk induk dengan bobot berbeda yaitu (P1): 155-350 gram, (P2): 400-700 gram, dan (P3): 700-1200 gram.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah telur yang dihasilkan secara berurutan yaitu P1= 1.106 butir telur, P2= 628 butir telur, dan P3= 2.307 butir telur. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah telur yang dihasilkan meningkat dengan semakin besarnya ukuran induk yang digunakan,” ungkapnya.

Pada akhir, Suciyono menjelaskan bahwasanya dapat ditentukan ukuran induk ikan gabus yang optimal untuk pemijahan adalah sekitar 400-700 gram. Oleh karena itu, tandasnya, fekunditas ikan gabus dipengaruhi oleh bobot induk yang digunakan dan jenis pakan yang diberikan.

“Selain itu, beberapa hal yang mempengaruhi fekunditas ikan gabus antara lain jenis pakan yang digunakan, cuaca, dan musim,” tutupnya.

Penulis: Ananda Wildhan Wahyu Pratama

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp