UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) baru saja mendapatkan prestasi gemilang. Berdasarkan pemeringkatan UI Green Metric 2020, UNAIR masuk dalam jajaran 15 perguruan tinggi terbaik Indonesia dalam hal usaha keberlanjutan kampus.
Diketahui, terdapat enam indikator penilaian UI Green Metric 2020. Di antranya yaitu Pengaturan Lahan dan Infrastruktur, Energi dan Perubahan Iklim, Pengelolaan Sampah, Pengelolaan Air, Transportasi, serta Edukasi dan Riset.
“Ini adalah hasil dari kerja keras kita semua melalui upaya-upaya yang dikoordinasikan oleh Warek IDI serta pelibatan seluruh fakultas yang ada di UNAIR,” ungkap Direktur Logistik, Keamanan, Ketertiban, dan Lingkungan Karnaji, S.Sos., M.Si menanggapi capaian itu, Sabtu (8/5/2021).
Sebagai salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia, UNAIR terus berupaya memperhatikan sarana dan pra sarana kampus. Seiring dengan itu, posisi UNAIR dalam Green Metric menunjukkan peningkatan yang pesat.
Pada tahun 2016, UNAIR ada di peringkat 493 dunia. Kemudian pada 2020 kemarin sampai pada angka 183. Sedangkan di Indonesia, UNAIR ada di posisi 15.
Pada perangkingan Green Metric kali ini, UNAIR tercatat unggul dalam hal pengelolaan air dan transportasi. Karnaji menuturkan, dalam hal ini tak sedikit perubahan yang telah dilakukan.
Di antaranya seperti upaya konservasi air untuk menjaga kuantitas dan kualitas air tanah. Dengan menampung sebanyak-banyaknya kelebihan dan limpasan air ke dalam tanah. Selain itu, pihaknya juga menggagas tempat air siap minum di masing-masing fakultas.
Sementara itu, terkait transportasi, Karnaji menyampaikan bahwa UNAIR telah menerapkan kebijakan pengurangan kendaraan bermotor. Waktu tempuh Bus UNAIR antar kampus dipersingkat. Selanjutnya, Ia juga mendukung penggunaan sepeda listrik di lingkungan kampus.
Selain kedua indikator di atas, dalam hal pendidikan dan riset, skor UNAIR sangat memuaskan. “Kami arahkan agar 70 persen dana riset dialokasikan untuk penelitian dengan topik SDGs. Selain itu program kuliah atau webinar dengan tema keberlanjutan lingkungan juga kita gagas,” ujarnya.
Meski demikian, UNAIR masih perlu berbenah dalam hal pengelolaan sampah; energi dan perubahan iklim; serta pengaturan lahan dan infrastruktur. Sebab skor yang diperoleh cukup rendah.
“Pada tahun ini kita menargetkan masuk 10 besar dan di posisi 5 sesuai arahan Rektor. Tentunya ini memerlukan kerja keras dari semua pihak,” imbuhnya.
Menurut Karnaji, Green Metric bukan hanya soal kampus yang hijau saja, melainkan juga terkait keberlanjutan alam. Terlebih bagaimana peran kampus dalam mengambil bagian dari keberlanjutan alam.
Ia juga menandaskan, Green Metric bukan sebuah tujuan. Tetapi melalui itu, UNAIR berupaya menyelamatkan keberlanjutan keberadaan alam yang sehat. Khususnya dalam kehidupan di lingkungan kampus.
“Semoga saja kebiasaan baik yang terbentuk tidak ditinggalkan begitu saja. Artinya saya berharap, dalam tindakan kita sehari-hari, secara tidak sadar itu berorientasi pada bagaimana alam menjadi sehat,” pungkasnya. (*)
Penulis : Erika Eight Novanty
Editor : Binti Q. Masruroh