Spons, Jamur Endofit dan Potensinya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Majalah1000guru

Spons atau yg dikenal dengan nama bunga karang adalah suatu hewan laut berpori yang hidup di dasar laut. Biota laut yang satu ini tergolong unik, dikelompokkan sebagai hewan namun tidak bisa bergerak bebas seperti hewan laut lainnya, oleh karena itu biota laut ini dipercaya dapat menghasilkan berbagai macam senyawa kimia sebagai mekanisme pertahanan diri terhadap predator di laut. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa  senyawa kimia yang dihasilkan oleh spons sebenarnya berasal dari mikroorganisme yang hidup di dalamnya yang dikenal dengan istilah mikroorganisme endofit, contohnya jamur endofit. Senyawa kimia yang dihasilkan tersebut diketahui bermanfaat dalam pengobatan berbagai penyakit. 

Jamur telah dikenal sebagai penghasil antibiotika sejak ditemukannya penisilin dari Penicilium notatum pada 1928 oleh Alexander Flemming. Sejak penemuan ini, berbagai mikroorganisme lain diteliti untuk kepentingan pengobatan. Beberapa contoh antibiotika lain yang berasal dari jamur adalah griseofulvin dari penicilium griseofulvum dan fumagilin dari Aspergillus spp.  Contoh-contoh antibiotika yang disebutkan diatas semuanya berasal dari habitat terestrial. Potensi jamur dari biota laut (marine-derived fungi) sebagai penghasil antibiotika sebenarnya sudah dikenal sejak ditemukannya cephalosphorin C, yang diisolasi dari jamur Acremonium chrysogenum pada tahun 1946 di perairan Sardinia, namun penelitian terhadap marine-derived fungi baru berkembang sejak 10 tahun terakhir.

Pada penelitian yang kami lakukan jamur endofit Penicillium oxalicum berhasil diperoleh dari spons Homaxinella tanitai yang diambil dari perairan sekitar Pulau Barrang Lompo, Makassar, Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etil asetat dan fraksi dari jamur endofit Penicillium oxalicum yang diisolasi terhadap bakteri Gram positif Staphyloccus aureus dan Bacillus subtilis serta bakteri Gram negatif Eschericia coli. Selain itu kandungan senyawa yang ada di dalam ekstrak juga diteliti dengan skrining fitokimia. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jamur endofit Penicillium oxalicum memiliki daya antibakteri terhadap bakteri uji gram positive dan negative, dan diduga disebabkan oleh senyawa terpenoid dan polifenol yang terkandung di dalamnya.

Penulis: Dr. Suciati

Link artikel ilmiah

https://e-journal.unair.ac.id/JFIKI/article/view/18214

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp