Bagaimana Wabah Covid-19 Mempengaruhi Kehidupan Sehari-Hari Mahasiswa Perguruan Tinggi?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh SEVIMA

Virus Covid-19 dengan cepat menjadi masalah kesehatan di dunia dan telah merubah banyak aspek kehidupan manusia. Kondisi pandemi Covid-19 saat ini bukan hanya berdampak pada sektor perawatan kesehatan tetapi juga semua sektor kehidupan manusia. Kebijakan pencegahan Covid-19 membawa dampak sosial bagi masyarakat. Sektor pendidikan menjadi salah satu sektor yang paling terpengaruh karena selama pandemi sedang berlangsung. UNESCO mencatat bahwa setidaknya ada lebih dari satu miliar siswa (72,4%) di seluruh dunia harus belajar rumah, termasuk Indonesia.

Kebijakan yang menuntut dimulainya kegiatan belajar pendidikan anak usia dini hingga  perguruan tinggi dilakukan secara online sejak 16 Maret 2020. Salah satu bentuk adaptasi pembelajaran di perguruan tinggi yang menjadi alternatif untuk diterapkan selama pandemi Covid-19 terjadi adalah pembelajaran online. Pembelajaran online membawa disrupsi tidak hanya dalam proses belajar mengajar namun juga memicu perubahan interaksi sosial di kalangan mahasiswa. 

Sebuah penelitian kerjasama mahasiswa dan dosen pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga menunjukkan bahwa mahasiswa ternyata tidak hanya mendapatkan tantangan secara akademik namun juga personal selama kebijakan belajar dari rumah. 

Terkait proses belajar mengajar, mayoritas mahasiswa mengungkapkan seringnya mereka gelisah saat harus melakukan video conference. Mahasiswa khawatir bahwa kualitas koneksi internet di rumah akan menghambat mereka untuk mengikuti kuliah dengan baik dan tepat waktu. Dalam jangka waktu yang panjang, kondisi ini diperkirakan akan menimbulkan kesenjangan kualitas pendidikan dan ketimpangan pembelajaran. Studi kualitatif ini juga menemukan bahwa keterbatasan selama belajar dari rumah ini justru menempa kegigihan mahasiswa untuk berusaha dapat sukses dalam pembelajaran jarak jauh ini. 

Di lain sisi, penelitian yang dilakukan pada pertengahan tahun 2020 dimana puncak pandemi terjadi di Indonesia ini juga menemukan bahwa mahasiswa sebagai individu yang menuju proses pendawasaan juga menjadi lebih berkembang selama belajar dari rumah.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa merasa senang (41,51%) karena merasakan bonding yang lebih erat dengan keluarga. Bonding ini juga muncul pada kelompok mahasiswa yang memiliki orang tua yang tetap bekerja sebagai tenaga kesehatan di tengah pandemi. Kelompok mahasiswa ini memiliki beban psikologis karena mengkhawatirkan kondisi orang tuanya yang berisiko terpapar COVID-19 sementara mereka sebagai anak tidak dapat membantu. Belum lagi semakin tingginya biaya ekonomi untuk pembelajaran jarak jauh dibanding pembelajaran tatap muka. 

Penelitian ini menggarisbawahi bahwa kebijakan belajar dari rumah telah mempengaruhi kehidupan mahasiswa dalam perannya sebagai pelajar dan peran dalam keluarga. Dampak kebijakan belajar dari rumah kepada mahasiswa serta dapat dijadikan rujukan dalam penyusunan proses pembelajaran yang tetap memerhatikan perkembangan pribadi mahasiswa.

Penulis : Dini aftin 

Informasi detail dari artikel ini dapat dilihat pada publikasi ilmiah di:

https://e-journal.unair.ac.id/JKL/article/view/20360/12272

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp