Teknologi Ozon sebagai Solusi Pengawetan Kesegaran Sayuran

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: https://www.litbang.pertanian.go.id/

Beragam sayuran tumbuh di Negara Indonesia. Sayuran tersebut tak hanya dikonsumsi oleh  masyarakat Indonesia sendiri, melainkan juga di ekspor ke mancanegara. Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian Republik Indonesia, pada tahun 2016 nilai ekpor sayuran seperti kubis, sawi dan bunga kol dari Indonesia ke mancanegara mencapai angka 40.240 ton serta 77 jenis sayuran lainya telah diekspor ke Negara Taiwan, Malaysia, Singapura, Thailand dan Belanda  dengan nilai kepercayaan yang baik di negara konsumen.  Pada tahun 2017 nilai ekspor sayuran seperti buncis, kubis, selada air menempati urutan ke-3 dengan nilai ekspor sebesar 132.878 ton. Kegiatan ekspor ini menjadikan nilai sayuran tinggi, salah satunya ialah sayur selada keriting.

Selada keriting merupakan salah satu jenis tanaman holtikultura dengan nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya permintaan pasar yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar terutama di perhotelan, rumah makan besar hingga ke luar negeri sebagai komoditi ekspor. Namun selada merupakan salah satu jenis sayuran dengan nilai ketahanan yang rendah sehingga tidak dapat bertahan lama. Meski daun selada  memiliki penmapilan menarik sehingga sering dijadikan hiasan dalam menghidangkan makanan serta rasanya yang renyah sangat cocok untuk dijadikan lalapan, namun daun selada mudah busuk. Sehingga tingginya nilai ekonomi selada tak sebanding dengan lama waktu kerusakan sel nya. Kerusakan sel diantaranya akibat kandungan air yang mulai berkurang setelah dipetik serta dugaan adanya  mikroorganisme berupa bakteri yang tumbuh pada selada. Selain itu kerusakan sel juga dapat disebabkan oleh enzim, suhu, udara dan cahaya. Akibatnya selada tidak bertahan lama sehingga  mengurangi nilai ekonominya.

Upaya penyimpanan buah dan sayur telah dilakukan dengan berbagai metode untuk memperpanjang masa simpannya. Metode yang digunakan antara lain dengan paparan radiasi sinar gama, desinfektan konvensional khlorin atau kaporit. Namun radiasi sinar gama membutuhkan biaya yg mahal, khlorin dapat menimbulkan bau tajam serta menimbulkan efek samping berupa terbentuknya senyawa trihalomethan (THMs) yang bersifat karsinogenik.

Ozon adalah bagian terkecil dari atmosfer bumi yang tidak stabil dan terurai sangat cepat pada temperatur lingkungan.Secara alami ozon terbentuk dari radiasi sinar ultra violet (UV) pancaran sinar matahari. Berbagai penelitian menunjukkan ozon dapat dimanfaatkan dalam terapi fotodinamik untuk membunuh bakteri baik pada kulit mencegah perkembangan bakteri patogen pada kulit maupun bahan pangan. Ozon dalam mekanisme fotosensitisasi berperan sebagai oksigen yang menyerap energi cahaya membentuk radical oxygen species (ROS) yang akan membunuh bakteri baik planktonik dan jamur. Ozon juga dapat meluruhkan sisa-sisa pestisida serta logam berat yang menempel pada buah atau daun sehingga aman untuk dikonsumsi serta perlakuan ozon terhadap buah tomat dapat memperpanjang usia penyimpanan tomat. Ozon dapat membunuh mikroorganisme tanpa meninggalkan residu kimia dan akan terurai kembali menjadi oksigen sehingga sangat ramah lingkungan.

Hasil penelitian pemanfaatan teknologi ozon pada selada keriting (Lactuca sativa L) di Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu menunjukkan bahwa teknik paparan ozon melalui air konsentrasi 0,0147 mg/L memberikan hasil terbaik dalam menghambat kerusakan organoleptik selada keriting (Lactuca sativa L). Teknik paparan ozon melalui air memberikan hasil terbaik untuk mempertahankan kadar klorofil selada keriting (Lactuca sativa L). Jadi pemberian ozon pada air cucian) efektif untuk menjaga kualitas dan kesegaran  sayuran selada keriting (Lactuca sativa L.

Penulis : Suryani Dyah Astuti

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://www.envirobiotechjournals.com/article_abstract.php?aid=10897&iid=320&jid=3

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp