Pengaruh Kondisi Deasetilasi Terhadap Sifat Fisikokimia Kitosan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh PPBB

Industri pengolahan perikanan menghasilkan hasil samping yang salah satunya merupakan bagian cangkang dalam jumlah yang besar. Hal ini dapat menyebabkan membengkaknya biaya pembuangan hasil samping produk perikanan ini. Pengolahan hasil samping produk perikanan merupakan salah satu solusi dari banyaknya hasil samping produk perikanan yang dihasilkan, salah satunya yaitu ekstraksi dan pemurnian kitosan dari cangkang udang dan tulang cumi. Proses ekstraksi tersebut terdiri dari tiga tahapan, yaitu deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi. Dalam proses deasetilasi terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik dari kitosan, yaitu suhu, waktu, dan konsentrasi dari pelarut alkali yang digunakan.

Kitosan merupakan senyawa turunan dari kitin yang terkandung pada cangkang udang, kepiting, dan tulang cumi-cumi. Polimer ini memiliki 3 jenis yang berbeda berdasarkan strukturnya. Kitosan didapatkan dari proses ekstraksi kulit udang dan tulang cumi yang terdiri dari demineralisasi, deproteinasi, dan deasetilasi. Proses deasetilasi merupakan tahapan ketiga dari ekstraksi kitosan yang membutuhkan pelarut basa kuat seperti NaOH yang bertujuan untuk menghilangkan gugus asetil dari kitin menjadi gugus amina.

Suatu biopolimer dapat dicirikan sebagai kitin atau kitosan sesuai dengan derajat deasetilasi yang ditentukan oleh proporsi D-Glukosamin dan N-Asetil-D-Glukosamin.Berat molekul, derajat deasetilasi, tingkat kemurnian, dan kadar air memiliki peran penting dalam menentukan mekanisme dan degradasi kitosan. Berat molekul dari kitosan berkisar antara 342,98 – 1603,48 Kilo Dalton. Semakin meningkatnya suhu, konsentrasi alkali, dan lama waktu pada proses deasetilasi, maka akan menurunkan berat molekul dari kitosan. Berat molekul yang berbeda dari kitosan dapat mempengaruhi beberapa sifat dari polimer tersebut, seperti sifat antibakteri, resistensi terhadap suatu permeasi, tingkat pemuatan dan pelepasan obat serta sifat penetralan polutan. 

Penulis: Dwi Yuli Pujiastuti M.P., M.Sc

Informasi detail tentang tulisan ini dapat dilihat pada link:

A R Basarah, D Y Pujiastuti and Yaowapha Waiprib. 2021. Effect of Deacetylation Conditions on Physicochemical Properties of Chitosan Derived From Shrimp Shell and Squid Pen. IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 679

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/679/1/012032

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp