Mahasiswa UNAIR Juara III Festival Ajisaka 2020+

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PENGUMUMAN pemenang Festivak Ajisaka 2020+. (Tangkapan layar ZOOM Meeting)
PENGUMUMAN pemenang Festivak Ajisaka 2020+. (Tangkapan layar ZOOM Meeting)

UNAIR NEWS – Tiga mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menorehkan prestasi dalam Festival Ajisaka 2020+ yang diselenggarakan Universitas Gadjah Mada. Mereka adalah Ruth Christien Pniel Angelia, Sintya Chalifia Azizah, dan Ferdiansyah Gandhi Camara. Melalui penelitian berjudul Environmental Dialogue for Sustainable Relations, tiga mahasiswa Ilmu Komunikasi itu berhasil meraih juara III dalam perlombaan kategori Risk Management yang berlangsung awal April lalu.

Ruth Christien Pniel Angelia, sebagai salah seorang perwakilan tim menjelaskan bahwa ide penelitian mereka tercetus karena melihat banyaknya isu lingkungan yang perlu dipecahkan solusi penanganannya. Berawal dari itu, tim yang bernama Ksatria Comm Air tersebut melakukan studi kasus terhadap salah satu perusahaan pertambangan di Banyuwangi, yaitu PT Bumi Suksesindo (PTBSI).

“Melihat bahwa PTBSI merupakan perusahaan yang bisa mengeksploitasi alam, tentu banyak isu di dalamnya seperti isu lingkungan, regulasi, dan penolakan lingkungan yang perlu dimitigasi (dilakukan upaya untuk pencegahan – Red).  Setelah digali isu apa saja, selanjutnya kami memunculkan strategi untuk mengurangi risiko terhadap isu tersebut,” ungkap mahasiswa yang kerap disapa Ruth itu.

Strategi yang mereka tawarkan, lanjut mahasiswi 21 tahun tersebut, antara lain, melakukan dialog negosiasi bersama key stakeholder untuk menjalin komunikasi dua arah dengan berbagai pemangku kepentingan, mengadakan hearing session yang mempertemukan pihak NGO dan masyarakat sekitar, dan melakukan publikasi transparansi mengenai pengelolaan pertambagan melalui web dan sosial media.

“Kami juga menawarkan strategi public relations dengan memanfaatkan media digital dan kunjungan radio untuk melakukan publikasi laporan terkait pengelolaan, produksi, hingga kegiatan berkelanjutan kepada masyarakat,” imbuhnya.

Bukan hanya itu, ketiga mahasiswa juga mencanangkan pembuatan hutan bakau dan taman tanaman obat di sekitar daerah PTBSI. Hal itu dilakukannya sebagai upaya untuk melindungi lingkungan hutan dan memfasilitasi perkembangan kearifan lokal tanaman obat.

“Pembuatan taman obat juga bisa sekaligus melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan dan mereka tidak perlu kesusahan pergi ke gunung setiap mencari obat-obatan,” terangnya.

Dedikasi Terakhir sebagai Mahasiswa

Ditanya perihal motivasi mengikuti perlombaan, Ruth menceritakan selain karena senang mengikuti berbagai kompetisi ilmiah, hal itu dilatarbelakangi karena dia dan timnya ingin menutup tahun terakhir perkuliahan dengan prestasi yang bisa membanggakan almamater.

“Kemenangan ini merupakan dedikasi terakhir kami sekaligus menunjukkan bahwa anak semester 8 juga masih bisa berkecimpung untuk menunjukkan skill kita, tidak hanya sibuk dengan tugas akhir,” tutupnya. (*)

Penulis: Nikmatus Sholikhah

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp